Bismillah, walhamdulillah.
Kita
seringkali kebingungan ketika hendak mempelajari bahasa lain di luar
bahasa Ibu kita. Untungnya, dari sekian ribu (atau lebih) bahasa yang
ada di dunia, barangkali yang dipergunakan meluas tidak perlu dihitung
melebihi jari, baik jari tangan maupun ditambah jari kaki. Dan tidak,
kami tidak membahas engkau, aduhai Bahasa Indonesia. Engkau ada di
luar himpunan tersebut. Dan di antara bahasa pada himpunan tersebut,
memiliki kekhasan masing-masing. Namun bagi kami, ada satu bahasa yang
teramat indah sekaligus kuat yang kami sarankan dengan sangat agar
engkau mempelajarinya. Bahasa yang kami maksud di sini -- sebagaimana
judul -- adalah bahasa Arab.
Selain hal yang jelas bahwasanya al-Qur'an diturunkan dengan bahasa Arab yang jelas, dan agar bisa memaksimalkan memahami petunjuk yang tidak ada keraguan di dalamnya, berikut ini beberapa tambahan untuk menjawab alasan mengapa belajar bahasa Al-Qur'an ini.
Dan dengan bahasa Arab yang baik, maka dengan izin Allah akan datang kemudahan memahami al-Qur'an yang merupakan petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Maka petunjuk dari mana lagi setelah al-Qur'an yang kita cari? (Ini pertanyaan retorika)
Dan ini belum memasukkan huruf tambahan lainnya yang menyebabkan suatu kata memiliki arti yang 'baru', namun tidak serta merta mencabutnya dari akar katanya yang biasanya terdiri dari tiga huruf saja (atau pada kasus yang jarang 2 atau 4). Dengan tidak mengecilkan peran kamus yang baik, hal ini akan memudahkan pembelajar memperkaya kosakatanya dari berbagai teks yang ada dengan kontak yang sedikit dengan kamus.
Dengan demikian, maka seorang pembelajar yang cerdik dapat meraba arti kata yang baru dengan menilik huruf-huruf inti pada kata tersebut. Dan ini tidak ditemukan pada bahasa-bahasa dengan huruf latin yang pernah kami pelajari.
Bahasa Arab menambah 'kerumitan' ini dengan menambahkan satu lagi perbedaan jumlah: dua (dobel). Meskipun kelihatannya memusingkan, namun adanya pembedaan antara satu, dua, dan tiga+ (jamak) ini memberikan perbedaan yang jelas pada saat-saat diperlukan.
Misalkan saat seorang pembicara tunggal membagi lima orang menjadi dua kelompok yang [hampir] sama besar. Pemberian komando pada kelompok yang terisi dua orang dan tiga orang dapat dilakukan dengan lebih sedikit kata. Perintah كلوا و اشربا (kalian [bertiga] makanlah, dan kalian berdua minumlah). Lihatlah efsiensi yang bisa dihasilkan. Dan, barangkali kami bicara untukmu aduhai 'treehugger' (pejuang lingkungan hidup).
Dan sebagaimana kita lihat, mushaf al-Qur'an dalam bahasa Arab bisa dicetak kecil dan tipis sekali -- namun tetap dapat dibaca dengan mudah -- dibandingkan dengan bibel atau lainnya. Meskipun demikian, ketika dicetak terjemahannya, apalagi tafsir para ulama yang lurus (yang asalnya berbahasa Arab) yang juga diterjemahkan, maka jadilah ia ibarat makanan kering astronot yang disiram air: mengembang sekembang-kembangnya.
Sementara itu, ini dulu yang dapat kami kumpulkan dari perjalanan kami mempelajari salah satu bahasa terindah ini. Mudah-mudahan ke depannya ada sedikit lagi yang kami tambahkan. Insya Allah.
--
Saudaramu yang mencintai kalian karena Allah.
7/6/1436
Selain hal yang jelas bahwasanya al-Qur'an diturunkan dengan bahasa Arab yang jelas, dan agar bisa memaksimalkan memahami petunjuk yang tidak ada keraguan di dalamnya, berikut ini beberapa tambahan untuk menjawab alasan mengapa belajar bahasa Al-Qur'an ini.
- Adanya al-Qur'an sebagai referensi
Dan dengan bahasa Arab yang baik, maka dengan izin Allah akan datang kemudahan memahami al-Qur'an yang merupakan petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Maka petunjuk dari mana lagi setelah al-Qur'an yang kita cari? (Ini pertanyaan retorika)
- Sistem akar kata yang sangat kuat
Dan ini belum memasukkan huruf tambahan lainnya yang menyebabkan suatu kata memiliki arti yang 'baru', namun tidak serta merta mencabutnya dari akar katanya yang biasanya terdiri dari tiga huruf saja (atau pada kasus yang jarang 2 atau 4). Dengan tidak mengecilkan peran kamus yang baik, hal ini akan memudahkan pembelajar memperkaya kosakatanya dari berbagai teks yang ada dengan kontak yang sedikit dengan kamus.
Dengan demikian, maka seorang pembelajar yang cerdik dapat meraba arti kata yang baru dengan menilik huruf-huruf inti pada kata tersebut. Dan ini tidak ditemukan pada bahasa-bahasa dengan huruf latin yang pernah kami pelajari.
- Perincian yang teramat sangat pada jenis, maupun bilangan = Efisiensi
Bahasa Arab menambah 'kerumitan' ini dengan menambahkan satu lagi perbedaan jumlah: dua (dobel). Meskipun kelihatannya memusingkan, namun adanya pembedaan antara satu, dua, dan tiga+ (jamak) ini memberikan perbedaan yang jelas pada saat-saat diperlukan.
Misalkan saat seorang pembicara tunggal membagi lima orang menjadi dua kelompok yang [hampir] sama besar. Pemberian komando pada kelompok yang terisi dua orang dan tiga orang dapat dilakukan dengan lebih sedikit kata. Perintah كلوا و اشربا (kalian [bertiga] makanlah, dan kalian berdua minumlah). Lihatlah efsiensi yang bisa dihasilkan. Dan, barangkali kami bicara untukmu aduhai 'treehugger' (pejuang lingkungan hidup).
Dan sebagaimana kita lihat, mushaf al-Qur'an dalam bahasa Arab bisa dicetak kecil dan tipis sekali -- namun tetap dapat dibaca dengan mudah -- dibandingkan dengan bibel atau lainnya. Meskipun demikian, ketika dicetak terjemahannya, apalagi tafsir para ulama yang lurus (yang asalnya berbahasa Arab) yang juga diterjemahkan, maka jadilah ia ibarat makanan kering astronot yang disiram air: mengembang sekembang-kembangnya.
Sementara itu, ini dulu yang dapat kami kumpulkan dari perjalanan kami mempelajari salah satu bahasa terindah ini. Mudah-mudahan ke depannya ada sedikit lagi yang kami tambahkan. Insya Allah.
--
Saudaramu yang mencintai kalian karena Allah.
7/6/1436
Tidak ada komentar:
Posting Komentar