Senin, 19 November 2007

Tentang Seorang Blogger

Terkejut aku melihat kelakuan temanku. Ia memiliki blog, di sini (maaf, tetapi coba dicari bersama si Mbah, dengan kata kunci bisnis, bisnis property, tanah dijual, dan semacamnya. Aku tidak bermaksud menjelek-jelekkan orang tersebut). Isinya banyak memang, tetapi dari 190 entri yang beliau tuliskan (sampai tulisan ini diketik), banyak sekali yang berasal dari tulisan orang lain, ataupun berbagai artikel yang bertebaran di internet. Dan jeleknya, tak satupun sumber beliau cantumkan.

Satu waktu aku mendapatinya sedang mencari dengan bantuan si Mbah, ternyata yang beliau klik adalah weblognya sendiri. Kemudian, apa yang beliau lakukan? Mengisi komentar. Sekali waktu sebagai dirinya sendiri, lain waktu dengan identitas anonim. Ketika kutanya tidakkah beliau malu berpraktik sedemikian itu? Beliau menjawab bahwa beliau hanya mempraktikkan yang beliau dapat dari buku.

Entah buku apa yang beliau baca, tetapi yang aku rasa, yang tengah beliau lakukan adalah salah sebuah praktik SEO (Search Engine Optimisation). Memang ada beberapa isi tulisan beliau yang bagus, hanya saja, seperti sudah kuungkapkan tadi: Kurang referensi, karena sering kulihat berkas-berkas unduhan beliau masih 'tersisa' di komputer di lab komputer jurusan kami. Ketika kutanyakan apakah beliau akan memasang iklan, beliau menjawab ringan: "tidak".

Entah berapa lama beliau akan berpraktik seperti itu, dan entah sampai kapan beliau bertahan tanpa iklan. Tidak salah memang, karena tidak ada hukum yang mengatur praktik-praktik sedemikian itu, tetapi satu yang jelas, aku tidak akan mengunjungi blog saudaraku ini. Blog yang dibesarkan seperti ini, menurutku tidak sesuai dengan idealisme yang kupegang. Sebuah blog besar karena memang orang membutuhkannya. Tidak peduli dia terletak di halaman ke tiga ribu sekian atau ke tigapuluh sekian di hasil mesin pencarian. Bila beliau memaksakan, entahlah,kurasa karena beliau belum terlalu lama bergelut di ranah maya ini.

Masih ingat aku ketika beliau bertanya padaku tentang pembuatan website, dan kemudian kuanjurkan untuk bertanya pada temanku yang lebih banyak berkutat di bidang ini (lihat di sini dan sini). Tak sampai dua bulan kemudian, terjadilah hal yang kusebutkan di atas itu.

Entahlah, mungkin aku yang terlalu menjunjung idealisme, dan dunia tak
dapat dipandang hitam dan putih seperti yang kukira selama ini. Dan
memang, dunia berwarna-warni bukan? Jadi biarlah, biar waktu yang
berputar yang menentukan pandangan siapa yang benar. Entah beliau (dan
semua yang merasa melakukan praktik itu) atau aku (dan siapapun yang
berpandangan serupa) yang tersenyum terakhir.

SANGKALAN: Semua yang tertulis di sini adalah benar berasal dari
pemikiran penulis, nama-nama tertentu sengaja disamarkan untuk keamanan
pemilik nama tersebut. Apabila terjadi kekeliruan, sesungguhnya penulis
masih seorang anak manusia biasa, dan sebenar-benarnya kebenaran hanya
datang dari Dia yang Satu.


F I N
written on 19. November 2007
Please, I'm a newbie who still don't know how to blog correctly.
Oh, by the way:
This post is written on GNU nano 2.0.2 under Linux Mint 3.1 "Celena"
(Now available ver 4.0 "Daryna")

Jumat, 16 November 2007

(Bukan) Tugas (Fisika)

Orang bilang: "Pekerjaan yang paling memakan waktu untuk diselesaikan adalah pekerjaan yang belum dimulai". Begitulah, bahkan hukum fisika pun seolah membenarkannya. Semua benda di atas permukaan kasar memiliki µ (koefisien gesek statik). Ada dua macam µ, yang pertama µ statik, dan yang kedua µ kinetik. Benda-benda yang masih diam harus diberi gaya (atau usaha? entahlah) agar dapat mengatasi µ statik itu. Bila µ statik sudah diatasi, maka µ kinetik tidaklah sebesar µ statik. Dari sini, usaha yang lebih besar adalah yang diperlukan untuk menggerakkan benda pertama kalinya. (Ah, fisika itu indah ─ bagi yang menyukainya, sepertinya).

Lalu kenapa aku (seperti) tertarik dengan fisika? Tidak, ini hanya kebetulan. Kebetulan ada kaitannya dengan yang kualami selama sekitar sebulan ini, sehingga aku tak sempat mencuri waktuku sendiri untuk menulis lagi. Satu kata: "Tugas". Tugas yang masih menggunung di belakang punggungku.

Yap, tugas-tugas datang silih berganti ─ walaupun sepertinya lebih tepat bila disebut bertubi-tubi, kalau kamu tahu maksudku ─ seperti juga praktikum-praktikum di semester ini. Ini baru dari segi akademik. Dari luar akademik sendiri, keluarga besar ibuku sedang ada sedikit masalah. Tak elok bila kuceritakan di sini, cukup sampai di sini kamu tahu.

Dan, entah angin mana yang membawanya, aku teringat ucapan di atas itu. Pekerjaan yang memakan waktu paling lama adalah yang belum dimulai. Sepertinya aku harus segera memulai mengerjakan berbagai tugas yang datang untukku ─ ini baru pertama aku mencicip 22 SKS dan 10 kelas (2 di antaranya praktikum). Tapi sepertinya menyenangkan, ya? Semester depan sepertinya aku akan mengisi 24 SKS, seandainya diperkenankan.

Ah sudahlah, daripada berkeluh kesah, lebih baik bila kumulai mencicil tabungan tugasku. Permisi, aku mohon diri. Ada tugas yang menunggu dimulai ─ benar lagi, baru akan dimulai.



[F I N]
written on 16. November 2007
Tugas-tugas menanti, mari bersiul, sembari memulai.