Kamis, 22 Juli 2010

Ulasan: Komputer jinjing ASUS K40IJ VX-266

Ini dia yang kujanjikan. Terlambat dari jadwal yang saat itu kutetapkan ya? Eh, kutetapkan dalam hati saja ternyata. Tadinya rencana akan kubuat tulisan ini dalam sepekan sejak pertama kali komputer ini kupergunakan. Ternyata mulur sampai sekarang ini. Aduh, maafkan, maafkan.


Kojing Asus K40IJ-VX266 (mati) terbuka dengan buku petunjuk di depannya

Untuk menyingkat cerita, langsung saja kita mulai. Pertama kali, data dari komputer jinjing (kojing) ini, kira-kira sebagai berikut:

Merk : ASUS
Tipe : K40IJ-VX266
CPU : Intel Pentium Dual Core T4500 2,3GHz
RAM : 2GB DDR2 800
GPU : Intel GMA 4500M
HDD : WD 320GB, 8MiB buffer, 5400rpm
ODD : 8X Super-Multi dual layer
WLAN : 802.11 a/b/g/n (atau draft n ya? Entah)
Monitor : 14" HD (lampu latar: LED)
Baterai : 6 sel
Papan ketik : QWERTY tata letak AS (Amerika Serikat)
OS : Tidak ada

Harga pembelian kojing ini pada saat itu adalah empat juta enam ratus ribu rupiah. Tipe ini (J) adalah yang paling murah dari keluarga ASUS K40I. Berturut-turut dari yang termahal hingga ke yang termurah (kalau tidak salah ingat): K40ID, N, E, J. Spesifikasi lain - bentuk, besaran memori, besaran kandar keras (HDD), WLAN, ODD, layar monitor, dsb - pada dasarnya sama. Mungkin ini yang membuat Asus bisa menekan harga keluarga kojing ini.

Perbedaan utama tipe-tipe ini adalah pada peranti proses grafis (yang secara langsung atau tidak, memengaruhi
chipset/north bridge dan south bridge yang digunakan). Tiap-tiap tipe memiliki subtipe yang dibedakan oleh jenis prosesor yang digunakan. Tipe K40IJ sendiri ada yang ditenagai peranti proses utama dari keluarga "core 2 duo" dan "pentium dual core" dari Intel. Seri dengan prosesor core 2 duo (T6xxx) berharga lebih mahal daripada seri dengan prosesor dual core. Pada kasusku, bedanya cukup lumayan, sekitar lima ratus ribu rupiah.


Kojing dalam keadaan tertutup dan tersambung ke jaringan listrik

Sepintas pandang

Dari pandangan luar, komputer ini terkesan rapi, dan sederhana. Kulit luarnya tidak bertekstur, hanya diberi motif titik-titik, dan cenderung mengilap (glossy). Dari pengalamanku, jenis yang seperti ini mudah mengundang sidik jari untuk menempel.

Tata letak papan ketik juga logis, dengan semua tuts untuk keperluan mengetik berukuran seragam dan serupa dengan papan ketik komputer meja. Meskipun demikian, letak tuts "delete" yang berdekatan dengan "home" bisa menjadi gangguan untuk beberapa orang.


Sisi kanan K40IJ-VX266, kanan ke kiri: lubang pengisi daya, RJ45/LAN, keluaran VGA, dua USB, masukan mikrofon, serta keluaran audio

Komputer ini mempunyai 4 lubang untuk perangkat USB. Dua di sisi kanan, dan dua di kiri. Tidak terlihat ada selot ekspansi lain seperti PCMCIA, "express card" atau semacamnya. Meskipun demikian, lubang USB yang berjumlah 4 sepertinya tergolong cukup 'langka' dan banyak untuk standar kojing masa kini.


Sisi depan dan tata letak papan kunci K40IJ (dan seri K40I umumnya)

Penempatan tombol saklar nyala/mati di pojok kanan atas juga cukup membantu pengguna bertangan kanan, meskipun agak kurang ramah untuk pengguna kidal. Lampu-lampu indikator juga tidak banyak, hanya ada enam (tiga di dekat saklar nyala/mati, tiga di tepi yang nampak meskipun saat kojing dalam keadaan tertutup). Di bawah lampu indikator yang dekat dengan pengguna, ada tonjolan. Tidak, ini bukan semacam kenop untuk membuka kojing. Tonjolan itu berasal dari replika kartu memori SD/MMC yang dimasukkan ke dalam lubang pembaca memori flash. Menurut tulisan di dekat lubang tersebut, kojing ini diklaim dapat membaca kartu memori tipe MMC, SD, dan MS. Sementara di kanan dan kirinya ada lubang pengeras suara.

Kojing ini cukup berbobot, dalam artian berat. Diklaim memiliki berat 2,4 kilogram. Ukuran layar yang besar dan integrasi kandar optik sepertinya merupakan penyumbang utama berat kojing ini.


Sisi kiri (dari pengguna) (dari kiri ke kanan) diisi kandar optik, dan dua lubang USB

Adapun rancangan kojing ini yang juga agak berbeda dari kojing yang banyak dijumpai adalah penempatan baterai. Rancangan lubang buangan panas yang sepenuhnya di belakang layar monitor tidak memungkinkan baterai dengan ukuran yang cukup untuk ditempatkan di sisi yang sama. Baterai yang diklaim memiliki 6 sel ini pun akhirnya diletakkan di bawah palm rest di sisi kanan pengguna. Penempatan baterai pun cukup baik, tersembunyi di bawah penutup, sehingga tidak mengesankan kekosongan saat baterai dicabut.


Sepanjang jalan

Dari pandangan tadi, saatnya mengulas hal-hal terkait kinerja kojing ini. Tidak, tidak. Tak ada tolok ukur kuantitatif di sini, kecuali beberapa yang sederhana yang bisa kuakses. Mengingat awalnya kojing ini tidak dilengkapi sistem operasi (SO), tentu hal pertama yang diperbuat adalah mengisi kojing ini dengan SO. Untuk kepentingan prinsip dan masa mendatang (siapa tahu ada rizki untuk menambah ukuran RAM), aku memilih Linux Mint 9 (nama kode: Isadora) x64 (versi 64-bit).


Stiker yang ditempel di sebelah kanan touchpad menyatakan "IceCool Palm Rest, serta keterangan lain

Oke, kita awali dengan pembuktian klaim 'sedingin es' (biasa lah, bahasa pemasar) dari pabrikan. Menurut Asus, seri K40I ini dioptimasi agar tetap nyaman bagi pengguna. Kenyamanan ini berupa suhu tempat kita meletakkan tangan untuk mengetik (palm rest) yang diklaim 25% lebih rendah dari suhu tubuh. Kalau suhu normal adalah 37 centigrade, maka setidaknya suhu palm rest berada pada kisaran 28 °C. Aku tidak punya termometer, tetapi dari yang kurasakan, setidaknya rasa panas yang kadang timbul di daerah palm rest bisa dibilang tidak ada. Rancangan pembuangan panas keluarga kojing ini yang diletakkan seluruhnya di sisi belakang, dan tidak ada lubang pembuangan di sisi kanan maupun kiri, sepertinya sangat membantu.


Stiker klaim dari pabrikan, touch pad, serta lampu indikator (kiri-kanan) aktivitas HDD (mengedip tidak teratur, warna hijau LED); baterai lemah (jingga mengedip teratur)/mengisi baterai (menyala jingga), dan; keadaan kojing (saat stand-by mengedip)

Sejauh ini, aku belum pernah mengalami suhu yang tinggi (dalam artian panas yang terasa berlebihan) pada komputer ini, baik di sisi palm rest tersebut, maupun sisi lain. Bahkan lubang buangan panas di sisi belakang pun maksimum hanya terasa hangat, tidak ada yang berlebihan. Bahkan setelah waktu berjalan sampai dua hari lewat, tidak terasa panas yang berlebihan - hal yang baik untuk barang elektronik, tentu saja.


Ah, Mark Twain. Kadang jenaka. Eh, maksudku, kojing cukup sering ditinggal dalam modus stand by pada akhir pekan. Misalnya kali itu, dua seperempat hari

Layar bergetar

Adapun mengenai monitor, ada dua hal yang kukeluhkan, meskipun mungkin tidak umum. Yang pertama adalah kontras monitor yang kurasa berlebihan. Saat pengaturan kecerahan melalui kombinasi tombol fungsi (fn+F5 untuk meredupkan, F6 untuk mencerahkan) sudah mencapai titik terendah, monitor ini masih terlalu terang. Putih yang dihasilkan habis (white wash) dan hitam juga. Hal ini mengganggu, terutama saat menyunting foto dengan beda kekontrasan yang keras.

Hal ini bisa diatasi dengan pengaturan kontras melalui peranti lunak (yang selalu kujalankan di awal menyalakan komputer). Untuk sistem GNU/Linux, bisa gunakan peranti "xcalib". 80% dari kekontrasan terendah cukup. Untuk "kalibrasi" yang gratis bisa berkunjung ke photofriday, andalanku.

Yang kedua mengenai monitor adalah, bahwa monitor terkadang seperti mengedip atau bergetar. Sebab pastinya belum kuketahui, mengingat kemunculannya yang tiba-tiba dan tak terduga. Yang jelas, gambar seperti bergetar/beriak selama kurang dari sedetik sebelum kembali normal. Sejauh ini tidak terlalu sering, tetapi kalau sekiranya nanti menjadi-jadi, tentu ini harus kukonsultasikan dengan penyedia layanan perbaikan.

Lanjut ke bagian kedua ya? Daya tahan baterai, sampai kesimpulan. Maaf terpaksa diputus. :)

--
Bersambung
written on 21. Jul 2010

NB: Semua merk dagang adalah milik pemiliknya yang sah, dan dipergunakan hanya untuk kepentingan penerangan.

Ulasan: Komputer jinjing ASUS K40IJ VX-266 (bagian II)

Daya tahan

Oke, dari bagian pertama, kita sampai pada layar monitor. Pada bagian kedua ulasan pribadi saya tentang kojing ASUS K40IJ VX266 ini kumulai dari daya tahan baterai. Baterai kojing ini sendiri diklaim memiliki enam sel. Tidak kutemukan klaim daya tahan baterai untuk kojing ini, tetapi dari pabrikan lain mengklaim kojing dengan baterai sejenis dapat bertahan selama 3 jam.

Uji cobanya sederhana saja. Kojing dipergunakan dulu sampai Isadora (Linux Mint 9) memperingatkan bahwa daya hampir habis dan akan segera berhibernasi. Keadaan baterai menurut indikator/applet baterai berada pada posisi tersisa lima menit. Kemudian, pengisi daya disambungkan ke jala-jala listrik PLN. Lampu indikator baterai berwarna oranye pun menyala menunjukkan pengisian tengah berlangsung. Pengisian selesai ditandai dengan lampu indikator yang mati

Kemudian, kojing dinyalakan, sistem operasi dimuat, dan digunakan seperti biasa. Definisi biasa di sini adalah: pengetikan dokumen dengan OpenOffice.org writer 3.2, perambahan internet dengan Mozilla Firefox 3.6, WLAN aktif, pembaruan/update otomatis berjalan di latar belakang, tidak menyetel musik maupun video, serta aplikasi IM (pidgin) pun siaga.

Hasilnya? Bervariasi. Kadang saat sedang merambah, aku pun iseng menjalankan permainan online (zuma, inca balls, bejeweled). Saat itu, baterai hanya bertahan mungkin sekitar 1 jam 30 menit hingga 2 jam. Tetapi saat murni bekerja (dan merambah internet), fungsi uptime menunjukkan peringatan untuk mengisi ulang daya baterai tiba saat SO telah berjalan sekitar 2 jam 45 menit hingga 3 jam kurang beberapa menit dengan rerata beban antara 0,6 (60%) hingga 90%. Menawan. Peran lampu latar LED sepertinya cukup besar di sini.

PEMBARUAN: Penggunaan tanpa WLAN memperpanjang waktu komputer dapat berjalan, tanpa penambahan panas buangan. Perpanjangan sampai dengan 45 menit untuk penggunaan ringan, atau total 3 jam 45 menit untuk membaca buku elektronik dan mengetik/membuat dokumen.

Tombol-tombol cepat

Ketiadaan kenop-kenop ataupun tombol kendali luar selain tombol daya membuat komputer ini banyak mengandalkan kombinasi tombol untuk mengatur peranti kerasnya. Tombol fungsi (Fn) yang dikombinasi tombol lain menmegang peran di sini. Tombol berwarna biru (maaf untuk kamu yang tidak membedakan warna) yang diapit tombol 'Ctrl' dan tombol jendela/bendera berkibar (logo windows) ini dapat mengaktifkan 19 fungsi berbeda (dibagi dalam 11 kelompok fungsi).

Fungsi tersebut tersebar di deret atas (F1, F2, F5-F12, serta Insert dan Delete di pojok kanan atas) untuk memerintahkan pelbagai fungsi terkait komputer: sleep, mengaktifkan WLAN, touchpad, volume suara (mati, naik ,turun), pengaturan kecerahan layar, pemilihan keluaran tampilan (monitor atau layar/presentasi), serta dua kunci papan angka dan pergeseran (Num. Lk dan Scroll. Lk).

Adapun emulasi tombol angka seperti pada papan ketik komputer meja ada di sebagian deret angka dan huruf di papan kunci yang akan aktif bila menekan Fn+Insert (Num. Lk). Fungsi Scr. Lk belum berhasil aku jalankan di Isadora, juga di beberapa versi Linux Mint yang sebelumnya di komputer meja.

Berikutnya pengendali multimedia. Suara/musik lebih tepatnya. Tombol panah dapat beralih fungsi menjadi tombol mainkan, hentikan, lagu selanjutnya, maupun lagu sebelumnya.

Meski demikian, ada 3 fungsi lagi yang tidak berhasil bekerja di lingkungan Isadora yang kupegang. Ada gambar monitor komputer meja bertuliskan huruf S, kamera (kamera web sepertinya), dan tombol "ASUS 4 Power Gear" (pengaturan manajemen daya, kalau tidak salah mengartikan). Sepertinya itu terkhusus untuk SO berlogo bendera berkibar itu.

Sejauh ini, respon tiap-tiap tombol yang beroperasi cukup baik, kecuali pengaturan kecerahan layar. Tapi itu tidak masalah untukku, kecerahan kuatur di posisi terendah (yang ternyata terlihat terlalu terang juga), kemudian kecerahan lebih rendah didapat melalui peranti lunak. xcalib nama peranti itu, kecil ringan dan berbasis baris perintah. Tetapi tetap efektif.

Multimedia

Dari stiker (ee.. Sablonan?) yang ada di pojok kiri atas papan ketik, keluaran suara dipegang oleh Altec, salah satu merk yang jamak ditemui, meskipun bukan merk papan atas seperti HK, JBL, atau yang lainnya (kata @panji sih begitu :D). Suara yang dihasilkan jernih, cukup jelas untuk mendengar pembicaraan atau percakapan, dari film misalnya. Akan tetapi, begitu beralih ke musik, baru terasa suaranya ternyata datar. Frekuensi rendah (bass) tidak keluar, dan frekuensi tinggi rasanya masih agak kurang (jangan tanya kurang apa. Kurang, kalau dibanding suara dari pelantang yang menengah yang diturunkan dari ayahku). Penempatan lubang pengeras suara di dekat tempat meletakkan tangan dan menghadap ke bawah sepertinya memengaruhi keluaran suara. Sebab permukaan yang berbeda menghasilkan suara yang lain pula.

Mengenai kamera 1,3 megapiksel yang tersedia di atas tengah layar monitor, pendapatku masih cukup baik. Pada keadaan cahaya yang cukup. Menggunakan aplikasi 'cheese', dalam temaram lampu 11W CFL di ruanganku hasilnya penuh noise (pasir). Tetapi, di ruang yang sama pada siang hari, hasilnya cukup lah untuk sensor kecil. Berikut gambar-gambar yang pernah diambil di berbagai pencahayaan. Klik untuk versi lebih besar. Dari kiri searah jarum jam: lampu CFL ~20W ruangan luas, cahaya matahari, beberapa lampu TL 40/60W di lab.





Simpulan

Sejauh aku menggunakan kojing ini, aku masih puas. Poin plus untuk daya tahan baterai dan touchpad yang mengenali sentuhan beberapa jari (satu untuk geser juga klik, dua jari menggulung, tiga jari klik kanan) merupakan fitur yang sangat berguna untuk kegunaan sehari-hari. Meskipun penggunaan tablet/digitiser lebih disarankan saat mengolah foto. Tombol kombinasi multimedia juga berguna, saat tiba-tiba ada keperluan, musik bisa ditahan dulu dengan dua sentuhan saja. Tidak repot.

Meski demikian, hal yang menjadi kendala adalah struktur papan ketik. Pengetik buta seperti aku (maksudnya, tidak melihat papan ketik saat mengetik) sering salah menekan tombol delete menjadi home (lalu terhapus dari depan), atau panah kanan dengan end, juga panah atas alih-alih enter/return. Pada kojing yang kupakai, tombol backspace terkadang menghapus banyak huruf sekaligus, meskipun hanya mendapat sentuhan ringan. Ini cukup mengganggu, meskipun bisa diatasi dengan menekan tombol tersebut dengan mantap.

Mengingat ini kojing pertamaku dan ulasan pertamaku, kurasa tidak patut ku mengkuantifikasi penilaian tadi. Mudah-mudahan bermanfaat.


--
F I N
written until 15. Okt 2010, 20.54 WIB (GMT+7), 21.54 WITa (GMT+8)
Mengulas lagi atau tidak ya? Hmm.. :D

Kamis, 15 Juli 2010

Idealis Pemimpi (Dreamy Idealist)

Ehm. Ini agak remeh, mungkin. Jadi kalau ada yang mau melewatkan tulisan ini, silakan. Sebelum terlambat.

Berangkat dari tulisan temanku, Deena di blognya, aku mendapatkan tautan yang menarik. Yah, menarik karena sampai sekarang aku masih tidak begitu mengerti siapa aku sebetulnya *malu*. URL-nya ada dari ipersonic.com, aslinya berbahasa Inggris, tetapi telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Menurutku sih, sesuai dengan persepsiku terhadap aku selama ini.

Tidak berpanjang lebar lagi, ini hasilnya (dalam bahasa Indonesia tidak begitu lengkap, tapi cukup).


Tipe Idealis Pemimpi sangat berhati-hati dan oleh karenanya tampak pemalu dan pendiam bagi orang lain. Mereka berbagi kehidupan emosional mereka yang kaya serta pendapat-pendapat kuat mereka dengan sedikit sekali orang. Namun orang sering keliru menilai mereka dingin dan pendiam. Mereka memiliki sistem nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang murni dan mulia yang menonjol di dalam diri mereka yang demi hal-hal itu mereka bersedia mengorbankan banyak hal. Joan of Arc atau Sir Galahad adalah contoh tipe kepribadian ini. Tipe Idealis Pemimpi selalu berusaha keras memperbaiki dunia. Mereka dapat sangat memikirkan orang lain dan melakukan banyak hal untuk mendukung mereka dan membela mereka. Mereka tertarik dengan sesama mereka, penuh perhatian dan murah hati terhadap mereka. Begitu antusiasme mereka akan suatu hal atau orang bangkit, mereka dapat menjadi pejuang yang tak kenal lelah.

Bagi tipe Idealis Pemimpi, hal-hal praktis tidak benar-benar penting. Mereka hanya menyibukkan diri dengan tuntutan-tuntutan harian yang duniawi saat benar-benar perlu. Mereka cenderung hidup sesuai dengan semboyan „yang jenius mengendalikan kekacauan“ – yang biasanya memang demikian sehingga biasanya mereka memiliki karir akademik yang gemilang. Mereka kurang tertarik dengan detail; mereka lebih suka melihat sesuatu secara keseluruhan. Ini artinya mereka masih memiliki pandangan menyeluruh yang baik ketika sesuatu mulai menjadi rumit. Namun demikian, sebagai akibatnya, sesekali dapat terjadi tipe Idealis Pemimpi melewatkan sesuatu yang penting. Karena mereka menyukai kedamaian, mereka cenderung tidak terang-terangan menunjukkan ketidakpuasan atau kejengkelan mereka melainkan memendamnya. Ketegasan bukan salah satu kekuatan mereka; mereka membenci konflik dan persaingan. Tipe Idealis Pemimpi lebih suka memotivasi orang lain dengan sifat ramah dan antusias mereka. Barangsiapa mendapatkan mereka sebagai atasan tidak akan pernah mengeluh kekurangan pujian.

Di tempat kerja, tipe Idealis Pemimpi adalah teman dan pasangan yang suka menolong dan setia, orang-orang yang memiliki integritas. Kewajiban sangat sakral bagi mereka. Perasaan orang lain penting bagi mereka dan mereka senang membuat orang lain bahagia. Mereka puas hanya dengan lingkaran kecil pertemanan; kebutuhan mereka akan kontak sosial tidak begitu menonjol karena mereka juga butuh banyak waktu untuk diri sendiri. Basa-basi kecil bukan keahlian mereka. Jika seseorang berharap berteman dengan mereka atau memiliki hubungan dengan mereka, orang itu harus mau berbagi dunia pemikiran mereka dan bersedia berpartisipasi dalam perbincangan mendalam. Jika Anda berhasil melakukan itu Anda akan dianugerahi dengan kemitraan yang luar biasa intensif dan kaya. Karena tuntutan-tuntutan mereka yang tinggi terhadap diri sendiri dan orang lain, tipe kepribadian ini kadang-kadang menjejali hubungan dengan gagasan-gagasan romantis dan idealis hingga tingkat tertentu sehingga membuat pasangan merasa terbebani atau minder. Tipe Idealis Pemimpi tidak jatuh cinta dengan mabuk kepayang namun ketika mereka jatuh cinta mereka menginginkannya menjadi cinta sejati yang tak berkesudahan.
======
Adjectives which describe your type: introverted, theoretical, emotional, spontaneous, idealistic, dreamy, effusive, pleasant, reserved, friendly, passionate, loyal, perfectionist, helpful, creative, composed, curious, obstinate, with integrity, willing to make sacrifices, romantic, cautious, shy, peace-loving, vulnerable, sensitive, communicative, imaginative


Bagaimana menurutmu?


--
F I N
written (& pasted) on 23:52 WIB (UTC +7)
Those adjectives... -_-

Minggu, 04 Juli 2010

Mimpi Buruk

Tidak. Ini tidak ada urusan dengan tidur, mengantuk atau semacamnya. Ini berkaitan dengan "mimpi buruk" dalam tanda petik. Ya, mimpi buruk yang itu.

Menurut Ibuku, dia itu sepupuku, sebut saja "Bajing". Anak kedua dari kakaknya. Dulu, delapan tahun yang lalu, aku mengalami kecurian. Di kamarku sendiri. Bukan, awalnya bukan oleh orang yang akan kita bicarakan ini, meskipun orang itu -menurut ibuku- masih ada hubungan keluarga. Entah jalurnya ke mana.

Waktu itu, sebongkah telepon seluler yang direnggutnya dariku saat aku tengah bersiap menuju ke tempat kursus bahasa Inggris. Motorola C330, dengan sediaan casing yang dapat diganti sejumlah dua unit. Bahkan nomornya masih kuingat. 0813 1000 2309. Hubungi saja, dijamin sudah tiada.

Ponsel itu, dulu bukan yang paling bagus. Bukan pula yang paling mutakhir. Tapi tetap saja itu pemberian orang tuaku. Kehilangan berarti kelalaianku. Dan dia pun melenggang dengan ponsel itu, yang dulu kuletakkan seperti biasa di dalam tas, siap untuk berangkat bersamaku. Dia pergi sebelum aku menyelesaikan mandi petang hariku.

Kemudian, selang beberapa hari/pekan kemudian, si Bajing datang. Sepertinya baik, Bajing itu. Ikut mengutuk pencuri sebelumnya. Baik kelihatannya, sampai beberapa hari setelah kedatangannya, dengan pewaktuan yang hampir serupa sebelum aku beranjak meninggalkan rumah untuk pergi ke tempat kursus bahasa itu, dia mengambil uang tabunganku.

Terserah kamu menyalahkanku tak menyimpan di bank. Aku toh tidak pernah percaya perbankan dan tidak juga mereka percaya dengan uang receh. Percayalah.

Ya, cuma receh-receh yang kusisakan paksa dari pemberian ongkos dari orang tuaku. Yang rencananya akan kugunakan untuk keperluan-keperluan. Saat di mana aku tidak ingin meminta bermanja. Mungkin cuma ratusan ribu kecil. Tapi untuk anak usia kelas dua/tiga sekolah atas. Dari keluarga seadanya. Diambil sedemikian? Orang yang diaku saudara oleh Ibuku? Cih.

Dari situ aku belajar. Kejam, hidup itu. Maka jadilah lebih kejam daripada hidup. Keras, dunia itu. Maka keraskanlah lebih dari dunia.

Dan Rabu kemarin, Bajing itu datang (lagi). Seketika bara api dalam sekam hati tertiup angin deras. Menyala, membakar. Kali ini Bajing datang dengan istri dan dua orang anak mereka.

Tidak, aku tidak ada urusan dengan mereka. Aku berurusan dengan si Bajing, yang kini kuanggap tak ada. Bukan siapa-siapa. Lebih tak terasa dari anging. Lebih tak terdengar dari bisik. Dan pasti. Lebih hina dari tahi. Orang-orang di sekitarnya? Biar kuberi makan. Bajing itu usianya entah Dia yang tahu. Anak-anak itu? Jangan sampai jatuh sebagai Bajing-Bajing junior. Makanlah dari uangku. Tinggallah di rumah orang tuaku.

Ibu tak setuju dengan caraku. Tapi kuanggap itu hutang si Bajing. Kalau dulu dia meminta, mungkin ceritanya akan lain. Kalau dulu dia bertanya, maka mungkin tak ada aku sekarang ini. Aku hanya ingin milikku kembali. Tidak perlu utuh. Secarik kertas bergambar Bung Karno dan Bung Hatta saja. Dengan permintaan maaf yang benar, mudah-mudahan Dia menerima.

Tapi hingga detik ini, kelihatannya Bajing lupa. Maka biar kupegang kunci maafNya. Entah sampai kapan. Mungkin sampai ujung nafasnya.

--
F I N
written on 04. Juli 2010 15.15 WIB (UTC +7)
Dear bastard, I have His key. Won't you enter His place clean? I guess not.

Sabtu, 03 Juli 2010

Rough guide to twitter (part 1)

Part 1 of I don't even know how much this will be.

As a beginning, I apologise for using English in this (series of) post. I pledged myself to write in Bahasa Indonesia for this blog, but now I just have to. Really sorry. But I'll try my best to write in plainest English I know. Come aboard and let us begin!

**

Web has evolved during these years. Several years back - when the most widely available way to access the Internet was 56k modem and further back - almost all content is one-sided. That is to say from the content provider, and Internet user has little to do with the content. Now, we have a term of "social network", with the likes of "facebook.com" (facebook or FB), "twitter.com" (twitter) and many more, which expect more involvement from the Internet users - us, if you prefer. This, I believe, is called Web 2.0.

One popular service is twitter. Signing up is easy (I forgot where did I got this line). You need to provide a valid e-mail (for verification use, and notifications later). You can pick any user name as long as it has not been chosen, and you are required to create a password that only you can use the account. After the verification process, you can start posting. The post is officially called 'tweet', and all update must stay under 140 characters. I heard that this limitation was deliberately applied because twitter was originally designed to be used by text message/SMS - which is limited to 160 character per page itself.

Who will read it? By default, it will be read by everyone, or more specifically, everyone who is reading 'public timeline' at that time. "What in the world is timeline" I can hear you questioning. 'Timeline' can be defined as the list of tweets on twitter. In real-time. There is another term, 'home timeline', which roughly defined as list of tweets of people you 'follow'.

"Wait. You follow what? People?"

Yes, dear. The term 'following' is most easily related to subscribing. You subscribe to other persons updates (tweets, remember?). You can directly follow people who let their update be public, or you may need consent from the owner of the 'protected account' (symbolised by padlock). Either way, if you see their tweet on your 'home timeline', then you have successfully follow that soul.

"Shouldn't that other user follow me, too?"

No, silly. This is one distinction twitter has in comparison to other soc-net sites, e.g facebook. In most other sites, mutual agreement must be reached that one can follow/"befriend" other. Twitter doesn't require it. At all. You just have to click on [follow] button on that user page (usually twitter.com/username). If that user or other user sees your tweets as "follow-worthy', they will follow you anyway (and pro'lly they're your friends anyway. Ha ha!). If you, at some point find some people's update are offensive, or annoys you beyond limit, unfollowing is also as easy. The [follow] button on that user twitter page will turn into [unfollow] once you have that person followed. You just need to click it, and that person's tweets will never show up on your home timeline.

"Now I have follow some persons, what's next?"

You can still post tweet after tweet if you like, but if you at some moment see an interesting tweet from one you follow, you can post reply to their tweet. The reply link is located on bottom-right of the aforementioned tweet. Click it and you will be taken to top of the page to the field you can fill to tweet. Instead of empty box, you can now see @user already typed. You can begin typing after that "@user ". For example (no quote marks, for sure): "@user yeah, I think that movie rocks, too!". That user will see the reply on their timeline (if that user follows you) or see the reply on his '@user' page. You have yours, too. Check it out sometimes. It's on the right side of the page.

Aside of replying to a certain tweet, you can also 'mention' other user. For example, you tweet "I have a wonderful day, thanks to @user" although this is not a rigid rule. The mention comes when you hand-written the "@user" part. So no matter where you put the "@" symbol. The user will still be informed anyway.

**

Okay. Let us proceed to a somehow sensitive part in twitter jungle. A function called "ReTweet", or "RT" in short. This can be analogued to Forward or "FW" in e-mail realm. You can see that the act of forwarding is a no-brainer. You forward an interesting (or important) mail to other people, put some comment line on or under it, but NO. You don't chat by forwarding. The same goes to RT. You pass important (or interesting) information by re-tweet-ing that tweet, add some info or comment if you wish, but you don't chat/reply to that tweet message.

You can either retype (or rather, copy and paste) a tweet so it'll look like: "RT @user Hey Timbuktu! Are you ready to rock?!" or some 3rd party client has the ability to do it for you, one click away. You can put your comment either before or after the tweet you are re-tweet-ing.

"So it's that easy, how come that become a sensitive issue in twitter world?"

It's because some get lost and confused with RT. They think (or rather, see) RT as Reply To. As I mentioned earlier. RT = Fw. When you could simply click "reply" (and get the conversation tracked better), why do you flood the timeline with RT as Reply To? Here are two example:

"Ha ha! That's not funny! RT @user0: how many lawyers does it take to change a light bulb? None. Lawyers only screw people."

"I'll meet you at Times Square RT @user0: where shd I meet u? RT @user1: Off I go. RT @user0: Nine o'clock, rite?"

The first is sample of a better use of RT. User1 add comment to user0's tweet, and wants to share it to public. The latter is, well, a mess to say the least. Human in most countries read left to right, but yet in the second example, you must read RTL to see the coherence in that message. Phew, that's confusing.

Imagine if you have your timeline that way, some unknown people (probably they're your friends' friends) talking things you don't understand even a little bit. That can be annoying, and many good information or data or whatever might lost among those failed use of RT. Please, use it wisely.

**

Another basic feature in twitter is favourite (fav). Basic it might be, but I don't know many persons use this feature. With RT, you can spread an info about - say - a fire in your neighbourhood at instant. One downside of this is that it'll be lost within hours. You tweet things, people you follow tweet things, some poor tweeter failed to use RT wisely, and your tweet will be lost. With fav, you can mark one's tweet as "Favourite", and twitter will save it for you. To read later, or to RT later, or whatever, it's yours to decide. This' especially good if you're tweeting on the go. The fav-ed tweet will be saved and can be viewed later through "Favourite" link on the right-hand bar. It'll never lost, unless twitter do messy things.

So. That's that. All I can write at the meantime. I hope this helps.
Feel free to object, comment, or tell your friends. Thank you for reading. I'm glad to have you.

Happy tweeting!


--
F I N
written 'til 3. Jul 2010
@arfrahman