Kamis, 22 Juli 2010

Ulasan: Komputer jinjing ASUS K40IJ VX-266 (bagian II)

Daya tahan

Oke, dari bagian pertama, kita sampai pada layar monitor. Pada bagian kedua ulasan pribadi saya tentang kojing ASUS K40IJ VX266 ini kumulai dari daya tahan baterai. Baterai kojing ini sendiri diklaim memiliki enam sel. Tidak kutemukan klaim daya tahan baterai untuk kojing ini, tetapi dari pabrikan lain mengklaim kojing dengan baterai sejenis dapat bertahan selama 3 jam.

Uji cobanya sederhana saja. Kojing dipergunakan dulu sampai Isadora (Linux Mint 9) memperingatkan bahwa daya hampir habis dan akan segera berhibernasi. Keadaan baterai menurut indikator/applet baterai berada pada posisi tersisa lima menit. Kemudian, pengisi daya disambungkan ke jala-jala listrik PLN. Lampu indikator baterai berwarna oranye pun menyala menunjukkan pengisian tengah berlangsung. Pengisian selesai ditandai dengan lampu indikator yang mati

Kemudian, kojing dinyalakan, sistem operasi dimuat, dan digunakan seperti biasa. Definisi biasa di sini adalah: pengetikan dokumen dengan OpenOffice.org writer 3.2, perambahan internet dengan Mozilla Firefox 3.6, WLAN aktif, pembaruan/update otomatis berjalan di latar belakang, tidak menyetel musik maupun video, serta aplikasi IM (pidgin) pun siaga.

Hasilnya? Bervariasi. Kadang saat sedang merambah, aku pun iseng menjalankan permainan online (zuma, inca balls, bejeweled). Saat itu, baterai hanya bertahan mungkin sekitar 1 jam 30 menit hingga 2 jam. Tetapi saat murni bekerja (dan merambah internet), fungsi uptime menunjukkan peringatan untuk mengisi ulang daya baterai tiba saat SO telah berjalan sekitar 2 jam 45 menit hingga 3 jam kurang beberapa menit dengan rerata beban antara 0,6 (60%) hingga 90%. Menawan. Peran lampu latar LED sepertinya cukup besar di sini.

PEMBARUAN: Penggunaan tanpa WLAN memperpanjang waktu komputer dapat berjalan, tanpa penambahan panas buangan. Perpanjangan sampai dengan 45 menit untuk penggunaan ringan, atau total 3 jam 45 menit untuk membaca buku elektronik dan mengetik/membuat dokumen.

Tombol-tombol cepat

Ketiadaan kenop-kenop ataupun tombol kendali luar selain tombol daya membuat komputer ini banyak mengandalkan kombinasi tombol untuk mengatur peranti kerasnya. Tombol fungsi (Fn) yang dikombinasi tombol lain menmegang peran di sini. Tombol berwarna biru (maaf untuk kamu yang tidak membedakan warna) yang diapit tombol 'Ctrl' dan tombol jendela/bendera berkibar (logo windows) ini dapat mengaktifkan 19 fungsi berbeda (dibagi dalam 11 kelompok fungsi).

Fungsi tersebut tersebar di deret atas (F1, F2, F5-F12, serta Insert dan Delete di pojok kanan atas) untuk memerintahkan pelbagai fungsi terkait komputer: sleep, mengaktifkan WLAN, touchpad, volume suara (mati, naik ,turun), pengaturan kecerahan layar, pemilihan keluaran tampilan (monitor atau layar/presentasi), serta dua kunci papan angka dan pergeseran (Num. Lk dan Scroll. Lk).

Adapun emulasi tombol angka seperti pada papan ketik komputer meja ada di sebagian deret angka dan huruf di papan kunci yang akan aktif bila menekan Fn+Insert (Num. Lk). Fungsi Scr. Lk belum berhasil aku jalankan di Isadora, juga di beberapa versi Linux Mint yang sebelumnya di komputer meja.

Berikutnya pengendali multimedia. Suara/musik lebih tepatnya. Tombol panah dapat beralih fungsi menjadi tombol mainkan, hentikan, lagu selanjutnya, maupun lagu sebelumnya.

Meski demikian, ada 3 fungsi lagi yang tidak berhasil bekerja di lingkungan Isadora yang kupegang. Ada gambar monitor komputer meja bertuliskan huruf S, kamera (kamera web sepertinya), dan tombol "ASUS 4 Power Gear" (pengaturan manajemen daya, kalau tidak salah mengartikan). Sepertinya itu terkhusus untuk SO berlogo bendera berkibar itu.

Sejauh ini, respon tiap-tiap tombol yang beroperasi cukup baik, kecuali pengaturan kecerahan layar. Tapi itu tidak masalah untukku, kecerahan kuatur di posisi terendah (yang ternyata terlihat terlalu terang juga), kemudian kecerahan lebih rendah didapat melalui peranti lunak. xcalib nama peranti itu, kecil ringan dan berbasis baris perintah. Tetapi tetap efektif.

Multimedia

Dari stiker (ee.. Sablonan?) yang ada di pojok kiri atas papan ketik, keluaran suara dipegang oleh Altec, salah satu merk yang jamak ditemui, meskipun bukan merk papan atas seperti HK, JBL, atau yang lainnya (kata @panji sih begitu :D). Suara yang dihasilkan jernih, cukup jelas untuk mendengar pembicaraan atau percakapan, dari film misalnya. Akan tetapi, begitu beralih ke musik, baru terasa suaranya ternyata datar. Frekuensi rendah (bass) tidak keluar, dan frekuensi tinggi rasanya masih agak kurang (jangan tanya kurang apa. Kurang, kalau dibanding suara dari pelantang yang menengah yang diturunkan dari ayahku). Penempatan lubang pengeras suara di dekat tempat meletakkan tangan dan menghadap ke bawah sepertinya memengaruhi keluaran suara. Sebab permukaan yang berbeda menghasilkan suara yang lain pula.

Mengenai kamera 1,3 megapiksel yang tersedia di atas tengah layar monitor, pendapatku masih cukup baik. Pada keadaan cahaya yang cukup. Menggunakan aplikasi 'cheese', dalam temaram lampu 11W CFL di ruanganku hasilnya penuh noise (pasir). Tetapi, di ruang yang sama pada siang hari, hasilnya cukup lah untuk sensor kecil. Berikut gambar-gambar yang pernah diambil di berbagai pencahayaan. Klik untuk versi lebih besar. Dari kiri searah jarum jam: lampu CFL ~20W ruangan luas, cahaya matahari, beberapa lampu TL 40/60W di lab.





Simpulan

Sejauh aku menggunakan kojing ini, aku masih puas. Poin plus untuk daya tahan baterai dan touchpad yang mengenali sentuhan beberapa jari (satu untuk geser juga klik, dua jari menggulung, tiga jari klik kanan) merupakan fitur yang sangat berguna untuk kegunaan sehari-hari. Meskipun penggunaan tablet/digitiser lebih disarankan saat mengolah foto. Tombol kombinasi multimedia juga berguna, saat tiba-tiba ada keperluan, musik bisa ditahan dulu dengan dua sentuhan saja. Tidak repot.

Meski demikian, hal yang menjadi kendala adalah struktur papan ketik. Pengetik buta seperti aku (maksudnya, tidak melihat papan ketik saat mengetik) sering salah menekan tombol delete menjadi home (lalu terhapus dari depan), atau panah kanan dengan end, juga panah atas alih-alih enter/return. Pada kojing yang kupakai, tombol backspace terkadang menghapus banyak huruf sekaligus, meskipun hanya mendapat sentuhan ringan. Ini cukup mengganggu, meskipun bisa diatasi dengan menekan tombol tersebut dengan mantap.

Mengingat ini kojing pertamaku dan ulasan pertamaku, kurasa tidak patut ku mengkuantifikasi penilaian tadi. Mudah-mudahan bermanfaat.


--
F I N
written until 15. Okt 2010, 20.54 WIB (GMT+7), 21.54 WITa (GMT+8)
Mengulas lagi atau tidak ya? Hmm.. :D

Tidak ada komentar: