Kamis, 01 Oktober 2009

Antara Padang - Jakarta: Sedikit Cerita

30 September 2009, Petang.

Lepas kuliah yang kembali dilalui dengan twitter-an bersama C650 yang daya baterainya habis, maka meluncurlah aku pulang. Entah mengapa jalan Depok-Pasar Minggu petang itu terasa lebih padat dari biasanya. Tidak ada rata-rata 70-80 km/jam di atas si Putih Merah yang biasanya ditembus dengan agak susah payah.

Sampai di rumah, si bebek sudah masuk kandang, maka masuklah aku ke Rumah. Tiba-tiba saja Ibu berkata, "Mas, Padang berantakan".

Hah?

Tak mengerti aku pada awalnya. Kemudian teralihkan pandanganku ke layar kaca. Eh? "Breaking News"? Ada apa ini?

Tak berapa lama kebingunganku terjawab. Telah terjadi gempa bumi di Sumatera Barat. Ya, yang dimaksud "Padang berantakan" itu nyatalah akhirnya di hadapan mataku melalui layar televisi. Bangunan-bangunan runtuh, dan tanah sepertinya juga terbelah. Kemudian tebersit pertanyaanku.

"Bu, Mak tuo (Bibi/Tante/Budhé/Aunt dalam bahasa Padang) bagaimana?"

"Mak tuo nggak papa, tapi sempat jatuh dari Angkot."

Hah? Sekali lagi diriku dilanda kebingungan. Kemudian akhirnya Ibuku menceritakan bahwa beliau telah menelepon Mak tuo tak lama setelah kejadian. Ternyata pada saat kejadian, Mak tuo sedang menuju ke pasar bersama anak bungsunya. Mungkin saat kendaraan berjalan, tidak terasa getaran gempa tersebut. Tetapi, pada saat hendak turun, barulah terasa getaran itu -- membuat Mak tuo kehilangan keseimbangan.

Meskipun demikian, Mak tuo masih berusaha berdiri, tetapi kemudian terjatuh lagi dan lagi sampai ditenangkan oleh orang-orang di sekitarnya. Mereka kemudian menjelaskan bahwa tengah terjadi gempa keras, sehingga sebaiknya tidak berdiri dulu khawatir kehilangan keseimbangan. Yang terjadi kemudian, Mak tuo justru menangis, karena anaknya masih di dalam angkot. Waduh...

**

Syukurlah, sejauh ini tidak ada kabar berita duka dari keluarga Ibuku di Padang sana. Meskipun demikian, duka dan doaku kukirimkan khusus untuk 'saudara-saudara' kamu dan aku di sana yang tidak seberuntung keluarga Ibuku. Mudah-mudahan mereka yang ditinggalkan diberikan kekuatan menghadapi bencana/musibah/peringatan [coret yang tidak perlu] ini.

Juga kalau boleh mengingatkan, bagi yang sekadar ingin "Wisata Bencana" ke sana, janganlah. Masih banyak yang perlu ditolong, jadi berikanlah jalan untuk mereka yang mampu dan mau menolong.

--
F I N
01. Okt 2009, 20.09 WIB
Mungkin ini akibat dari motto "Lanjutkan!" ini mengikutsertakan di dalamnya "Lanjutkan semua bencana/musibah/peringatan ini" ya? Entahlah..




Tidak ada komentar: