Senin, 10 Februari 2014

Dekat dan Mendekat(lah!)

Segala pujian hanyalah milik Allah, Dzat satu-satunya yang berhak dan pantas menjadi tujuan satu-satunya ibadah makhluk. Mudah-mudahan Allah mencurahkan Shalawat untuk utusan-Nya, hamba-Nya yang padanya ada suri teladan yang terbaik.

**

Ada tulisan yang masih (juga) belum selesai, tetapi mudah-mudahan sampai tulisan tersebut selesai, tulisan ini bisa mengisi sementara. Dan mudah-mudahan bukan sekadar mengisi tanpa makna.

Saudaraku dalam iman, saudariku dalam islam, yang mudah-mudahan Allah beri petunjuk untuk kita, ketahuilah bahwa Allah itu dekat, sebagaimana dalam firman Allah Surat Al-Baqarah: 186,
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku”.

Maka, adalah benar bila kita berdoa kepada Allah, dan Allah saja, karena Allah berjanji dalam surat Al Mu'min/Ghafir(40): 60,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kalian kepada-Ku niscaya akan kuperkenankan bagi kalian”.
»»» macam pengabulan do'a (pada alinea 6; terbuka di jendela baru) «««
 

Allah melalui satu hadits qudsi dalam Hadits Shahih riwayat imam Muslim No. 4833, menyebutkan, yang diterjemahkan sebagai berikut:

"Allah Subhanahu wata’ala berfirman, ’Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, Aku bersamanya bila dia ingat Aku. Jika dia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika dia menyebut Nama-Ku dalam suatu perkumpulan, Aku menyebutkan dalam perkumpulan yang lebih baik dari mereka. Bila dia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika dia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika dia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.”


Allah yang lebih mengetahui, dan Dia Maha Suci, dan kebenaran dinisbatkan kepada-Nya.
--
F  I  N
re-écrit à 10. fev 2013, 0h07 CET
Bilamana kamu bepergian, perhatikanlah! Islam (mestinya) sama di mana-mana tempat karena sepeninggal Nabi & Rasul terakhir (s.a.w), meskipun tidak akan diturunkan lagi utusannya yang mendapat wahyu, akan selalu ada orang-orang yang diberi petunjuk untuk meluruskan apa-apa yang melenceng. Tidak akan pernah umat islam bersepakat dalam kesalahan. [diparafrase dari mukadimah "Fikih Sirah", Dr. Zaid bin Abdul Karim Al-Zaid]

Tidak ada komentar: