Ya, Tim Nasional sepakbola Indonesia memang kalah pada pertandingan melawan Timnas Korea Selatan (Korsel) . Kekalahan yang diderita, untunglah tidak besar, hanya kemasukan satu dan tak mampu membalasnya. Pada pertandingan semalam, sayangnya, Indonesia gagal menunjukkan tingkatan permainan seperti pada pertandingan-pertandingan sebelumnya.
Mungkin ada baiknya kita simak pernyataan pelatih timnas Korsel pada wawancara dengan televisi swasta seusai pertandingan. Dalam wawancara itu Meneer Verbeek menyatakan kekalahan Indonesia dikarenakan kekurangan pengalaman bermain di level internasional. Selain itu, tekanan yang terlalu besar juga dapat menjadi faktor yang menentukan. Disebutkan juga oleh Meneer Verbeek, bahwa pertandingan melawan Bahrain dan Arab Saudi tidaklah memberi tekanan sebesar pertandingan semalam, karena kedua pertandingan itu masih "terbuka", sedangkan ketika akan menghadapi Korsel, timnas mendapat tekanan berupa harapan yang tinggi dari semua rakyat karena Korsel datang dengan satu angka, dan mereka amat berharap Timnas Indonesia bisa melangkah ke perempat final untuk pertama kalinya. Barangkali benar yang orang katakan, bahwa kita sedapat mungkin tidak meletakkan harapan terlalu tinggi, sebab bila jatuh, maka jatuhnya bisa jadi sakit sekali.
Tapi sudahlah, tidak ada yang perlu disesali. Timnas Indonesia sudah menang di hati seluruh warga Indonesia. Sudah lama sekali, rasanya olahraga yang digemari seluruh lapisan masyarakat di ranah Indonesia ini -- dan olahraga lain, sebenarnya-- miskin prestasi. Perjuangan mereka kini harus diakhiri. Tapi ingat saudaraku, jalan panjang masih terbentang. Timnas Indonesia belum pernah memasuki kejuaraan sekelas Piala Dunia Sepakbola sebagai negeri merdeka. Masih panjang jalan membina generasi, yang sudah semestinya tak hanya cerdas dalam kelas, tapi juga cerdas dalam olahraga. Biarlah kejuaraan kali ini menjadi pelajaran yang berharga bagi pemain, pelatih, ofisial, pengurus PSSI, dan seluruh Indonesia ke depan. Dan selanjutnya, sudikah aku, kamu, dan kita semua duduk manis di stadion, menyaksikan laga-laga lain yang berlangsung di sini, dan mengabarkan pada AFC dan dunia luas, ada suatu negeri bernama Indonesia, yang mencintai sepakbola setulus hatinya
Maju, Indonesiaku tercinta, semoga kelak akan berhasil!
Salam cinta, dari seorang penonton yang menyaksikan dari balik obor
Mungkin ada baiknya kita simak pernyataan pelatih timnas Korsel pada wawancara dengan televisi swasta seusai pertandingan. Dalam wawancara itu Meneer Verbeek menyatakan kekalahan Indonesia dikarenakan kekurangan pengalaman bermain di level internasional. Selain itu, tekanan yang terlalu besar juga dapat menjadi faktor yang menentukan. Disebutkan juga oleh Meneer Verbeek, bahwa pertandingan melawan Bahrain dan Arab Saudi tidaklah memberi tekanan sebesar pertandingan semalam, karena kedua pertandingan itu masih "terbuka", sedangkan ketika akan menghadapi Korsel, timnas mendapat tekanan berupa harapan yang tinggi dari semua rakyat karena Korsel datang dengan satu angka, dan mereka amat berharap Timnas Indonesia bisa melangkah ke perempat final untuk pertama kalinya. Barangkali benar yang orang katakan, bahwa kita sedapat mungkin tidak meletakkan harapan terlalu tinggi, sebab bila jatuh, maka jatuhnya bisa jadi sakit sekali.
Tapi sudahlah, tidak ada yang perlu disesali. Timnas Indonesia sudah menang di hati seluruh warga Indonesia. Sudah lama sekali, rasanya olahraga yang digemari seluruh lapisan masyarakat di ranah Indonesia ini -- dan olahraga lain, sebenarnya-- miskin prestasi. Perjuangan mereka kini harus diakhiri. Tapi ingat saudaraku, jalan panjang masih terbentang. Timnas Indonesia belum pernah memasuki kejuaraan sekelas Piala Dunia Sepakbola sebagai negeri merdeka. Masih panjang jalan membina generasi, yang sudah semestinya tak hanya cerdas dalam kelas, tapi juga cerdas dalam olahraga. Biarlah kejuaraan kali ini menjadi pelajaran yang berharga bagi pemain, pelatih, ofisial, pengurus PSSI, dan seluruh Indonesia ke depan. Dan selanjutnya, sudikah aku, kamu, dan kita semua duduk manis di stadion, menyaksikan laga-laga lain yang berlangsung di sini, dan mengabarkan pada AFC dan dunia luas, ada suatu negeri bernama Indonesia, yang mencintai sepakbola setulus hatinya
Maju, Indonesiaku tercinta, semoga kelak akan berhasil!
Salam cinta, dari seorang penonton yang menyaksikan dari balik obor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar