Kamis, 18 Oktober 2007

Partners in Crime

Kasus gagal terkoneksi dengan internet masih berlanjut (baca sebelum ini). Sabtu yang lalu (13/10), sebuah ide melintas di kepalaku. Siapa tahu Access Point (AP) di kampus tidak dimatikan. Jadilah hari Minggunya, aku berbalas pesan singkat dengan kawanku Panji (yang juga "haus bandwidth"). Jadilah diputuskan, hari Selasa, pukul 9.00 kami akan bergerilya menuju kampus dan berinternet "gratis" di sana. Masih "gratis" karena memang tidak sepenuhnya gratis, tetapi lebih sebagai fasilitas karena membayar mungkin.

Sudahlah, kita percepat saja. Hari berputar segera ke hari Selasa. Motor buatan Cina yang kukendarai dengan was-was (belum punya SIM, nih. Rencananya besok baru mau diajukan) kunyalakan. Laptop ayah masuk tas, lengkap dengan charger dan tetikusnya. Bismillah, aku berangkat dan langsung menuju stasiun kereta api UI. Ternyata kawanku sudah menunggu di sana. Baiklah, segera kuangkut dia dan kami pun berkendaralah sampai ke FT. Maksud hati lewat pintu belakang via kantin, ternyata pintu dirantai. Wah, wah. Sayang sekali kalau gagal, nih.

Berputar kami kemudian lewat pintu depan, ternyata gerbang dikunci dan oleh bapak-bapak satpam yang terhormat dikatakan, silakan kembali lagi Senin (22/10). Tak kurang akal, kawanku mengajak kembali ke belakang, menguji aktif-tidaknya AP. Sementara itu aku berkeliling sebentar. Ketika aku kembali, ternyata positif! Jadilah kami sedikit "bandel" dengan membuka palang di dekat lokasi pembangunan gedung baru (gedung jurusan Industri yang sedang dibangun), dan masuklah kami lewat jalan belakang.

Ah, satu tantangan sudah dilalui, tinggal satu lagi yang amat mengganggu: Nyamuk! Akhirnya sebentar kutinggalkan komputer jinjing (beserta Panji tentunya) untuk membeli anti nyamuk oles. Ketika kembali, aku sedikit ketar-ketir. Aku belum mendaftarkan komjing ayah ke jurusan, apa bisa aku tersambung. Ternyata kawanku (lebih sering menggunakan AP jurusan) memberitahu ada satu jaringan yang bisa digunakan, dengan alamat IP yang, ehm ehm, ilegal. Jadilah kuikuti sarannya, dan... Was wus... Koneksi yang amat sangat cepat tersaji di depanku. Segera saja aku menjelajah dengan kecepatan yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.

Sekitar tiga jam kami di situ, matahari sudah beranjak siang, nyamuk sudah berganti lalat, akhirnya kuputuskan pulang saja. Pulang dengan membawa "beberapa" MB berkas, termasuk dua e-brochure tentang modem DSL yang -sayangnya baru aku sadari di rumah- hanya bisa "always-on". Tapi biarlah, biar kuberikan pada ayah, dan nanti biar beliau yang memutuskan.

Oh iya, ada yang terlupa:

"Selamat Idul Fitri, Mohon dimaafkan kesalahanku, biar lancar jalanku kepada-Nya. TQM (Taqabbalallahu minna wa minkum), Shiyamana wa shiyamakum, dst" (maaf lupa... :p)

F I N
written on 16. Okt 2007
.life.with.no.internet.connection.is.starting.to.kill.me. OUCH...

Tidak ada komentar: