Rabu, 01 Januari 2014

Lorient (bagian I)

Segala pujian adalah milik Allah, Tuhan seluruh alam yang merupakan satu-satunya yang disembah. Shalawat dan salam untuk Rasul Allah, utusannya yang terakhir, Muhammad s.a.w.

Kembali lagi, pujian hanya untuk Allah s.w.t. Sudah hampir dua bulan kepindahanku ke sini. Salah satu yang aku syukuri adalah ketiadaan perangkat televisi, dan pada awalnya ketiadaan sambungan internet. Dari situ, ada banyak kesempatan untuk mulai mencicil hutang yang sudah lama tertunda berupa hafalan Al-Qur'an.

Alhamdulillah, keadaan jauh dari hal-hal yang dicintai ternyata bisa jadi motivasi yang memperkuat. Salah satu sebabnya, mungkin, adalah keberadaan pusat 'kebudayaan' islam kota ini. Association Culturelle Islamique de Lorient (= Asosiasi kebudayaan Islam Lorient, situs terakhir diperbarui Feb 2010). Nama tersebut, bisa dibilang, adalah 'topeng' bagi masjid di kota ini. Jaraknya hanya 30 menit berjalan kaki dari tempat aku tinggal, demikian langsung aku ketahui sebelum mengenal sistem transportasi umum di kota ini.
Selepas subuh di Lorient Asso/Maison des Associations (harf: Rumah Asosiasi). ACIL berada di sous sol (harf: bawah tanah) dari sisi gedung yang terlihat (perhatikan nyala lampu di dalam bangunan). Di latar belakang merupakan Hôpital du Scorff (Rumah Sakit Scorff), yang sewajarnya menyalakan lampu kala gelap.
 Di masjid ini, semangat berislam (dengan benar) terasa sangat kuat. Benar, hal tersebut juga bisa kutemukan sekitar 10 menit berjalan kaki dari rumahku nun di sana. Hanya saja, rupanya pengaruh dari lingkungan yang tidak peduli untuk menjadi benar terlampau kuat pada diriku. Di sini, meskipun sebagian besar lingkungan umum merupakan masyarakat yang tidak mempedulikan agama, saudara-saudara yang dipertemukan denganku di Masjid justru sangat peduli untuk berislam dengan benar.

Seorang ulama, Imam Hasan Al-Bashri (mudah-mudahan Allah memberikan rahmah kepadanya) pernah berkata sebagai berikut. "“Saudara-saudara [seiman] bagi kami lebih berharga dari pada keluarga. Keluarga mengingatkan kami tentang dunia, sedangkan saudara-saudara [seiman] mengingatkan kami tentang akhirat.” [0]

Dan demikianlah yang sedang aku rasakan. Di kota ini ada beberapa saudara yang sekarang ini terasa amat dekat. Ada seorang remaja akhir Perancis tulen yang telah kembali berislam selama lebih kurang 6 bulan dan sangat menggebu semangatnya mempelajari dan mengamalkan sunnah/ajaran rasulullah s.a.w. Ada pula Bapak dua orang anak keturunan Senegal yang tak kalah bersemangat dan alhamdulillah searah perjalanannya dari dan ke masjid. Ada juga pemuda asal Kep. Komoro (Afrika) yang bersedia menjadi 'sejawat' untuk sama-sama menghafal Al-Qur'an seluruhnya. Alhamdulillah, dalam empat pekan lebih kurang, kami baru mencapai halaman 7. (lebih tepatnya aku. Mohamed telah lebih unggul dalam hafalannya). Selain mereka masih banyak lagi saudara yang juga bersemangat besar dalam menegakkan Islam yang benar. Apabila dideskripsikan satu demi satu akan membuat tulisan ini lebih panjang dari yang semestinya.

Meskipun demikian, sebagaimana juga kita temukan saudara-saudara kita di RI, ada pula muslimin yang kurang ataupun malah jauh dari nilai-nilai Islam di sini. Buktinya mudah saja, buatlah perbandingan antara shalat Jum'at dan shalat wajib lainnya. Bebas pilih, tapi bila ingin kontras yang tinggi, aku sarankan shalat Fajar/Shubuh sebagai pembanding. Masjid di Lorient maupun di Jakarta, apabila tiba waktu shalat Jum'at, yang disebut oleh rasulullah s.a.w. akan mengakibatkan hati tertutup bila ditinggalkan, [1] akan disesaki jamaah yang tentu saja beragama Islam. Namun lihatlah di awal hari pada waktu shubuh, beberapa saat jelang matahari terbit. Akan terasa lega masjid-masjid kaum muslimin, meskipun sama-sama pada hari Jum'at.

Mudah-mudahan Allah memberikan petunjuk bagi saudara kita yang masih kurang baik dan kurang benar dalam berislam, dan mudah-mudahan Allah mengembalikan saudara-saudara kita yang menjauh dari indah dan mudahnya Islam. Dan mudah-mudahan kita senantiasa diberi ketetapan pada jalan yang benar, jalan Islam yang diturunkan Allah melalui rasulullah Muhammad s.a.w.

Demikian, Maha Suci Allah yang Maha Memberikan Petunjuk. Segala pujian bagi-Nya.

F  I  N
Diselesaikan di Lorient, 01.16 CET
(Gambar ditambahkan pada 15. jan 2014; 17h 00


[0]: http://evisambi.wordpress.com/2012/04/08/pilihlah-lingkungan-yang-shalih/
[1]: Hadits Riwayat Imam Muslim No. 865, dalam bahasa Indonesia sebagai berikut: "Hendaklah orang yang suka meninggalkan shalat jumat menghentikan perbuatannya. Atau jika tidak Allah akan menutup hati-hati mereka, kemudian mereka benar-benar akan tergolong ke dalam orang-orang yang lalai." pada http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/akibat-meninggalkan-shalat-jumat.html

Tidak ada komentar: