Minggu, 06 November 2011

Melihat dalam proporsi

Mengingat apa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini, ada yang perlu diperbaiki di sini. Ada beberapa hal yang, menurut mereka yang dekat denganku, proporsinya salah: terlalu besar. Tentu saja, hal selain itu mendapat proporsi yang mengecil secara otomatis. Tapi marilah.

Apa-apa yang bisa didapatkan manusia dapat berupa hal baik, maupun hal yang baik (tetapi tidak pada tempat/waktunya). Dengan mencuplik sebagian (sangat) kecil dari apa-apa yang telah Dia berikan untukku -- kalau boleh -- aku hendak membuat perhitungan.

**

Ingatan - suatu 'alat' kreasi-Nya yang diberikan kepada makhluknya secara tidak sama -- namun adil, pasti. Pada bagian ini aku bersyukur masih dianugerahkan ingatan yang mudah menyerap, dan dapat dikendalikan. Tapi di sini pula beratnya. Ada banyak hal yang tidak penting, kecil, harusnya-tidak-dipermasalahkan, justru tertahan, tertinggal, tak mau pergi, dan tetap jelas. Hanya karena aku tidak ingin itu pergi.

Tampak luar - akan halnya melati, aku bukan yang paling menawan. Bahkan, untuk kategori menawan pun tidak rasanya. Namun, ada yang patut disyukuri bahwa sedari kecil hingga kini, karunia berupa sel kulit yang regenerasinya cukup baik menghindarkanku dari luka-luka bekas jerawat, gigitan nyamuk, dan luka-luka lainnya. Pun aku tidak pendek, meskipun terkadang terkendala dengan posisi cermin, lemari dinding, dan beberapa hal lain di rumah yang terlalu rendah, tetapi bisa diatasi.

Keuangan - syukurku karena, bila diklasifikasi, keluargaku mungkin termasuk kelas menengah. Aku pun sejauh ini tidak mengalami kesulitan hingga betul-betul tidak ada lagi. Meskipun usahaku hanya sekadarnya, tetapi Ia amat baik untuk mencukupkan kebutuhanku.

Hati - nah, ini. Hati, dan hal-hal di sekelilingnya, jadi bagian yang membingungkan. Keras di satu waktu, namun mencair di waktu yang lain.

Jujur aku berhenti lama di paragraf terakhir. Terlalu lama. Karena memang proporsi yang terakhir ini yang, menurut temanku terlampau besar. Dan menurutnya di sana, bukan semuanya.

Tapi aku sudah merasa cukup dengan semua, kecuali yang terakhir....


--
F  I  N
written on 06. Nov 2011, ca. 06.30 CET (UTC +1), 12.30 WIB (UTC +7), last two paragraph was done 8h later.
Think I did shed  tears for wrong reason, again.

Tidak ada komentar: