Rabu, 09 November 2011

Tujuan

Waktu lepas tengah malam begini kadang ada saja sebarang pertanyaan melintas di kepala. Kali ini tentang sebuah kata: tujuan, atau kalau dalam bahasa lainnya, purpose.

Pertanyaannya sederhana saja, apa sih tujuanmu? Atau mungkin rencana/maksud/cita-citamu?

Cita-citamu, atau aku, bisa jadi tak sama dengan impianmu atau aku di masa lampau. Dahulu, saat dunia masih terasa luas dan besar, ada di antara kamu dan aku yang berkeinginan menjadi astronot, atau pilot jet tempur, atau pembalap mobil formula 1, atau beragam cita lainnya.

Namun, seiring tumbuhnya fisik, berkembangnya pemikiran, mengecilnya dunia (dalam persepsi), dan bertambahnya pengetahuan (dan realisasi), lambat laun cita itu berganti. Mungkin tidak padam; hanya memudar menghadapi kenyataan yang ada. Atau dapat jadi pula tujuan yang ingin dicapai semakin sederhana.

Apa tujuan (hidup)mu?

Kalau ada yang ingin berbagi, silakan lho. Tetapi dengan lontaran pertanyaan sebelum ini, terbit 'keharusan' padaku untuk membagi sedikit apa yang kupandang sebagai tujuanku pada saat tulisan ini digarap. Jadi mari kita mulai.

Dalam satu kalimat, tujuanku adalah untuk berumah kecil dengan halaman yang luas, dengan hubungan antar-penghuni yang hangat. Umm... Sudah terpenuhi kah unsur-unsur kalimatnya? Semoga sudah ya.

Nah, sederhana kedengarannya, sebagaimana banyak hal lain di dunia yang juga sederhana. Pun demikian, sebagaimana hal-hal yang kedengaran, kelihatan, atau terasa sederhana lainnya, 'there are more than meets the eye'. Pada hal-hal sederhana tersimpan kejutan-kejutan yang menggelitik.

Kalau ada kesempatan, ini ada bagian pertama dari lima seri video yang menginspirasi yang ditunjukkan temanku Nisa. Tentang seorang profesor matematika, Sir Andrew Wiles, dan 'pertarungannya' dengan teorema terakhir Pierre de Fermat, seorang ahli matematika Perancis dari 3 abad sebelum ini. Kalau subyeknya tidak kamu mengerti, jangan khawatir. Nisa, yang nota bene perempuan siswa paling cerdas semasa kami sekolah dulu pun tidak. He he..

Prof. Wiles mungkin satu dari sedikit orang yang beruntung yang dapat 'seumur hidup' mengejar impian masa kecilnya. Sebagian dari kamu dan aku, pemimpi astronot misalnya, tidak. Kenyataan bahwa lembaga peberbangan dan antariksa negeri kelahiran Ir. Soekarno ini lebih aktif pada bidang penerbangan daripada antariksa jadi dinding tebal bagi mimpi mereka.

Pun dengan impian berada di balik peliknya kemudi mobil formula satu, di negeri yang sirkuit internasionalnya terkebiri hanya menyelenggarakan seri balap motor tingkat Asia (tenggara) saja. Patut disyukuri juga, sebetulnya, daripada hanya mengadakan balap 'bebek' yang 'termehek-mehek' di lintasan mulus berliku itu.

Maaf, aku melantur. Jadi, Prof. Wiles akhirnya berhasil mengurai teorema Fermat yang dengannya dinyatakan bahwa [ X^n + Y^n != Z^n ] untuk nilai "n" lebih dari 2. Teorema yang sederhana sebenarnya, dengan bila "n" adalah 2, kamu akan mendapati sesuatu yang jamak ditemui berupa teorema Phytagoras. Sesederhananya pernyataan Fermat tersebut pada kenyataannya telah memakan lebih 7 tahun masa kerja Prof. Wiles. Harga yang dibayar untuk mencapai suatu tujuan yang sederhana, namun dengan kepuasan tak ada taranya menjadi kompensasinya. Kelegaan seakan beban berat telah lepas pada akhirnya.

Kira-kira demikianlah, minta maaf telah membawakanmu subyek yang berat dini hari begini. Tetapi beberapa yang bisa ditarik dari karya beliau adalah bahwa untuk mencapai tujuan, mutlak diperlukan keteguhan dan ketekunan. Juga, tentang kesederhanaan... Seringkali ia melenakan.

Sungguh, kawan, dari sekejap aku tinggal di bumi, hal-hal paling indah di dunia dijadikan sederhana. Demikian sederhana hingga hal itu dapat diambil hanya untuk dilupakan untuk hal lain yang lebih besar, lebih rumit (kelihatannya), dan lebih menantang. Namun jauh di dalam, masih tetap kesederhanaanlah yang sungguh dicari.

Jadi, kurasa baik untukku menetapkan tujuan-tujuan sederhana bagiku. Biar tetap ada tujuan tersebut sampai Ia-tahu-kapan,
--
F  I  N
written on 09. Nov 2011, 02.10 CET (UTC +1), 08.10 WIB (UTC +7)
would you not be the inhabitant of said little house within the garden? Ours? No?

Tidak ada komentar: