Rabu, 07 Mei 2014

Tidak ada Tuhan selain Allah [?] (1)

Bismillah, alhamdulillah. Shalawat dan salam kami sampaikan untuk Utusan-Nya, penutup para Nabi, Muhammad (s.a.w*), beserta keluarga beliau dan Sahabat beliau.

Sering kita dengar, bahkan sering kita ucapkan kalimat berikut ini:
لا اله الا الله
[transliterasi: La ilaha illa Allah]
sering diterjemahkan sebagai "Tidak ada Tuhan selain Allah".

Kali ini, mari kita bahas sedikit tentang kalimat singkat yang tidak akan bosan kita lafalkan ini.

Pertama kali, mengenai penerjemahan "tidak ada Tuhan/sesembahan selain Allah, apakah sudah tepat? Hal ini penting diketahui mengingat kalimat inilah yang semestinya menjadi pembeda antara kita, muslim pengikut rasul Allah (s.a.w) dengan umat lain yang tidak/belum mengikuti beliau. Perhatikan kalimat ini: "Tidak ada orang di kelas selain Budi". Apa yang terbayang di kepala mendengarnya? Tentu yang terbayang adalah sebuah ruang kelas lengkap dengan perabotnya, yang di dalamnya Budi sedang beraktifitas sendirian saja, tidak kita temukan teman-temannya atau gurunya. Ditinjau dari segi ini, maka bisa jadi umat lain tersebut menertawai muslimin atas dasar penerjemahan (yang bisa jadi sudah 'merasuk' jadi pemahaman) ini. "Lho, kalau tidak ada tuhan selain Allah-nya mereka, tuhan/dewa/nyi roro/sanghyang/[dst] apaan, dong?" bisa mereka lontarkan. Tentu hal ini tidak benar.

Lalu bagaimana yang benar?

Ringkasnya, yang lebih benar barangkali "tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah (saja)". Dengan begini, اله (ilah) diterjemahkan sebagai "sesembahan yang berhak/layak disembah". Dan pemaknaan kalimat tersebut menjadi seperti ini, sebagaimana mestinya setiap pernyataan anak Adam, memiliki konsekuensi (akibat-akibat) yang banyak. Baik berupa hak-hak yang akan pengucapnya terima maupun kewajiban. Di antara hak tersebut, secara singkat, antara lain adalah kebebasan yang sebenarnya, serta jaminan surga di kehidupan kelak. Dan, di antara kewajiban, adalah menjalankan apa yang diperintahkan ilah tersebut (Allah, yang Ia Maha Suci dan Maha Kuasa). Sederhana, simpel, dan itu ciri khas agama Islam yang lurus ini.

Pembahasan ini akan panjang, dan Allah yang tahu kapan akan bisa aku lanjutkan. Namun, sementara aku cukupkan di sini. Mudah-mudahan Allah beri kesempatan meneruskan pembahasan penting dan mendasar ini. Untuk yang ingin, ingin menggali kebenaran, bisa menelusuri daftar situs yang ada pada tautan ini, masih dalam bahasan mengenai kalimat ini.

Dan Allah saja yang dapat memberikan petunjuk yang benar.

--
07. 07. 1435 / 07. 05. 2014, sekitar saat matahari terbit
+33 / 56100 / 1RNA 1033
Saudara seimanmu,
'Arif

*) = shallallahu 'alaihi wa sallam, mohon dibaca lengkap setiap penanda ini. Singkatan hanya untuk meringkas penulisan.

Tidak ada komentar: