Kamis, 19 Juni 2014

Tentang Hati/Qalb (1)

Bismillah, segala pujian tertuju untuk Allah, Penguasa Seluruh Alam.

Shalawat dan salam teruntuk rasul-Nya, Muhammad ṣallallahu `alayhi wa sallam, beserta keluarganya, para Sahabatnya, dan pengikutnya hingga akhir masa.

Penerjemahan, barangkali merupakan bidang ilmu sekaligus seni yang amat rumit. Tidak perlu dari satu bahasa asing ke bahasa lainnya, penutur bahasa yang sama pun tidak jarang menghadapi kendala dalam "menerjemahkan" apa yang ingin disampaikan lawan bicaranya. Demikian, barangkali karena komunikasi tidak sekadar mengucapkan suatu bahasa, tetapi ada juga makna yang terkandung yang hendak disampaikan.

Berangkat dari hal itu, sedikit penulis akan membahas tentang "qalb(un)", yang berasal dari bahasa al-Qur'an, yaitu bahasa Arab. Pada terjemah al-Qur'an ke bahasa Indonesia, kata tersebut sering diterjemahkan sebagai "hati".

Sebelum beranjak lebih jauh, perlu dipahami bahwa ilmu yang datang pada penulis masih sangat sedikit sekali. Apa-apa yang ditulis dibawah ini merupakan gambaran keterbatasan penulis, sesuai apa yang sampai kepada penulis.

"Hati" sebagai sebuah lema dalam KBBI daring (Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan, Kamis, 20 Sya'ban 1435) adalah sebuah nomina (kata benda) yang memiliki arti sampai dengan 7 macam. Di antaranya, penulis pilihkan yang berkaitan dengan pembahasan tentang "qalb" ini, adalah sebagai berikut:
4) sesuatu yg ada di dl tubuh manusia yg dianggap sbg tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian (perasaan dsb): segala sesuatunya disimpan di dl --; membaca dalam -- , membaca dalam batin (tidak dilisankan); berbicara dr -- ke -- , dng jujur dan terbuka;
5) apa yg terasa dalam batin: sedih -- ku memikirkan nasib kawanku itu;
6) sifat (tabiat) batin manusia: orang itu baik -- nya;

1) Anat[omi] organ badan yg berwarna kemerah-merahan di bagian kanan atas rongga perut, gunanya untuk mengambil sari-sari makanan di dl darah dan menghasilkan empedu; 
3) jantung: -- nya berdebar-debar;
Barangkali, tiga yang pertama (nomor 4-6) sudah mafhum (dipahami) oleh pembaca. Meskipun demikian, mengapa penulis memasukkan dua yang terakhir (nomor 1 dan 3)? Hal ini dikarenakan, sepengetahuan penulis, bahasa dalam al-Qur'an adalah harfiah (tekstual, denotatif, tidak diarahkan ke makna kiasan/konotatif) sampai ada yang menunjukkan bahwa diperlukan makna konotatif untuk meninjau subyek bahasan.

Penerjemahan sebagai "hati", merupakan suatu upaya yang telah amat baik dari penerjemah al-Qur'an ke bahasa Indonesia (semoga Allah memberikan rahmat kepadanya). Meskipun demikian, adanya makna hati sebagai organ liver/lever [?] dan juga organ jantung menimbulkan permasalahan yang rumit. Jantung sendiri, ditemukan dalam lema "jantung" pada KBBI daring (Kamis, 20 Sya`ban) memiliki dua makna, masing-masing satu makna harfiah dan kiasan. Makna harfiah "jantung" (nomina) sendiri adalah:
bagian tubuh yg menjadi pusat peredaran darah (letaknya di dl rongga dada sebelah atas): darah bersih mengalir dr --.
Dengan demikian, kita dapati dua organ yang berbeda yang disebut sebagai "hati". Hal ini merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan kebingungan pada pemahaman al-Qur'an, terutama bagi muslimin (penganut ajaran agama Islam).

Bahasa Arab
Penulis berkesempatan berinteraksi dengan seorang penutur bahasa Arab sebagai bahasa kedua (dan sekali juga dengan penutur asli bahasa Arab) dalam rangka pelajaran "tajwid" (tata cara membaca al-Qur'an). Ada salah satu hukum/kaidah tajwid, yaitu apabila ada huruf nun bertanda sukun (نْ) bertemu dengan huruf ba' (ب), yang (dalam pelajaran yang diterima penulis semasa kecil) disebut "iqlab".

Ternyata, kedua penutur tadi mengatakan bahwa hukum tersebut dapat juga disebut sebagai "qalb". Disebutkan bahwa alasan penyebutan demikian adalah karena huruf nun tadi berbalik menjadi huruf mim (م). Dikatakan pula kepada penulis bahwa "qalb" sendiri artinya, lebih kurang, adalah sesuatu yang berbolak-balik.

Hati atau Jantung?
Dengan pemahaman baru tersebut, penulis melihat bahwa pengalihbahasaan "qalb" menjadi "hati" adalah kurang tepat. Kekurangan tersebut terutama ada pada adanya makna ganda pada makna harfiah "hati" itu sendiri. Dapat jadi penerjemah (semoga Allah merahmatinya) memaksudkan "hati" sebagai "jantung" pada makna harfiahnya, dan makna no. 4-6 di atas sebagai makna kiasannya.

Akan tetapi, dewasa ini penulis jarang mendapati pemaknaan seperti demikian. Apabila dikatakan "hati", maka kecenderungan lawan bicara akan memahami "hati" secara harfiah sebagai organ hati, bukan kepada jantung. Hal ini tentu tidak bersesuaian dengan makna "qalb" sebagai sesuatu yang berbolak-balik. Terlebih, Allah ta'aala berfirman pada al-Hajj (22) ayat 46:
فإنها لا تعمى الأبصار ولكن تعمى القلوب التي في الصدور

Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
(teks Qur'an diambil dari http://quran.com/22/46, terjemah bahasa Indonesia dari http://alquran.babinrohis.esdm.go.id/ dengan memasukkan ayat 46 pada surat 22 pada kolom pencarian).
Sesuai definisi KBBI di atas, maka yang lebih tepat – yang berada di dada – adalah jantung, dan bukan hati. Meskipun demikian, penulis belum menemukan bagaimana mengatasi agar penggunaan kata "jantung" secara harfiah bisa terkait dengan kata "hati" secara kiasan. Tadinya penulis ingin memberikan saran berupa penggunaan kata majemuk "jantung hati", tetapi rasanya ini justru akan semakin membingungkan. Terlebih pada tempat lain, "qalb" yang dimaksud memang makna kias (berupa apa yang terasa dalam batin), sebagai contoh pada surat asy-syu`araa' (26) ayat 89, yaitu:
إلا من أتى الله بقلب سليم

menurut tafsir jalalain, saliim ditafsirkan sebagai "selamat dari perbuatan Syirik dan Nifaq" lihat http://quran.com/26/89. Dengan demikian, pemaknaan hati secara kiasan dapat digunakan di sini.

Barangkali untuk sementara ini, yang diperlukan adalah pemasyarakatan pemaknaan "hati" sebagai organ jantung secara harfiah, dan "sesuatu yang ada dalam batin" secara kiasan untuk pembaca. Memang demikianlah 'seni' penerjemahan yang, tidak bisa tidak, membuka banyak celah tidak tersampaikannya makna yang dimaksudkan.

Untuk kali ini penulis cukupkan sampai di sini. Pembahasan tentang "qalb" berikutnya adalah tentang sebuah ayat yang menarik, namun penulis masih menunggu jawaban dari kawan penulis yang beraspirasi menjadi dokter spesialis jantung ("qalb"). Mari juga kita doakan agar ia dapat meraih yang ia citakan.

Wallahu a`lam

20 Sya`ban 1435 = 19 Juni 2014
+33 / 56100 / 1RNA 1033
Saudaramu dalam Iman,
Arif Rahman

Tidak ada komentar: