Minggu, 19 Oktober 2008

Sabtu... Sabtu...

Dan... Setelah sepekan --yah, sebetulnya empat hari-- praktikum berjalan, akhirnya hari Sabtu (18. Oktober) kemarin selesailah sudah praktikum itu. Hari terakhir ini, lebih santai --mungkin pengaruh hari Sabtu juga, atau karena Jum'atnya ada jeda praktikum yang bisa kuambil untuk sedikit belajar ulang. Eh? Tentu saja, masa' asisten sampai tidak bisa menjawab kalau ada praktikan mengajukan pertanyaan?

Jadi, modul terakhir yang kupegang adalah modul uji kekerasan. Tahu kekerasan, kan? Tidak? Baik, baik. Coba ambil lembar aluminium untuk membungkus wadah makanan, kemudian ambil pisau pemotong. Mana yang lebih keras? Pisau bukan? Untuk melihatnya sih, cara mudahnya (tapi sangat kualitatif), gosokkan saja pisau ke lembar aluminium, dan sebaliknya. Mana yang tidak tergores berarti lebih keras. Sebagai tambahan saja, material (mineral) yang banyak di alam yang paling keras adalah intan. Padahal intan hanya tersusun dari karbon, sama dengan yang ada di pensil-pensil, tetapi kerasnya luar biasa. Yang membedakannya adalah susunannya. Carilah, banyak bacaan di luar sana kalau memang kamu tertarik.

Ah, sudah dulu. Sekarang bagaimana praktikum hari terakhir? Campur aduk deh. Kelompok pertama, kelompok Nike kemarin itu, menyenangkan. Menyenangkan dalam artian apa yang kami (aku, eM-yU dan Didi) tanyakan, dijawab. Jadi... Bisalah kami putar-putar sedikit untuk menguji sejauh mana mereka mengerti modul ini. Dan, dari situ kami berikan beberapa tugas tambahan juga, yang kami yakin dengan cara mereka menyikapi praktikum ini, mereka kupercaya bisa mengerjakannya. Sipp! Keep up the great job, dude! And lady, too... :-D

Lalu, kelompok kedua. Ah, busuk. Ups, maksudnya, bagaimana bisa paper yang mereka (semestinya) tulis sendiri tak bisa dipertahankan? Dan pertanyaan-pertanyaan, terjawab dalam waktu yang lammaaaa...... Sebal! Jadi kehilangan semangat bertanya-tanya juga. Lagipula sudah dekat jam makan siang jadi Didi memutus praktikum di pertengahan agar kami bisa makan dan berpikir lagi. Ufff...

Lepas makan siang,
Dan lepas kelompok kedua, ternyata.... Weh? Kok nggak ada yang datang? Ternyata modul kami diakhirkan... Jadi, hari terakhir ini ada tiga kelompok --biasanya empat-- dan empat modul. Modulku ada di lantai teratas (empat), huh... Ya sudah, jadi aku dan Didi iseng-iseng melihat presentasi anak 2008, praktikan juga, tetapi praktikan lab kimia. Biasa deh, sekalian bisa dibilang 'cuci mata'. Kenapa 'cuci mata'? Hehehe, kumat deh si Arif ini penyakitnya sama makhluk ciptaan Allah yang lebih sempurna dari sekadar manusia: Perempuan... Jadi, tanya punya tanya pada Wening, aslab kimia yang Kamis kemarin jadi praktikan labku juga, soal "yang itu 2008 ya? Siapa tuh?" Eh, malah dia keluar jahilnya. Dipanggil keluarlah praktikan satu itu (yang lainnya sedang shalat Dzuhur).

"Mau tahu 'kan? Kenalan dong?" Begitu kata si Wening. Ya sudah, kejadian lagi yang begini buatku. Dulu dengan Riesa, waktu masa sekolah dulu. Sekarang, yah.. Lebih baik deh, mungkin karena memang tak melibatkan unsur rasa ya? Jadi namanya Latifah, dan aku memperkenalkan diri sebagai Arif, Didi sebagai Didi (tentu saja, masa' kami bertukar peran? Heheh). Lumayan deh, anggaplah menjalin silaturrahim, yah? :p

Yah, begitulah. Kelompok terakhir kami akhirnya datang juga, dan lebih menyenangkan dari kelompok kedua --sama saja, dalam konotasi seperti kelompok pertama tadi. Tapi masalahnya... Wah, Pak Nuddin hendak pulang! Berarti praktikum harus dipercepat, dan tes pendahuluan modul pun diakhirkan. Wah, pulang Maghrib lagi deh... Tak apalah, setidaknya apapun yang dijalani, diawali dengan baik atau tidak, harus diakhiri dengan baik, betul? Dan akhir praktikum kemarin memang menyenangkan. Bisa sedikit berbagi apa yang kami tahu dengan para praktikan. Aku sendiri dapat tambahan bagaimana menurunkan rumus nilai kekerasan dari skala Brinell, dan untuk itu tak segan aku mengganjar 85 di laporan awal si Ici, eh, Alfarisi. Semangat yah, buat laporan akhir. Kami tak membebani kok. :)

Hmm... Soal beban itu, hampir semua praktikan (juga aslab rekanku) mengeluh dengan keputusan aslab korosi (atau oknum aslab korosi?) yang mengharuskan laporan seluruhnya ditulis tangan. Yah, karena aku tak mengambil praktikum itu, jadi... Semangat yah, semuanya. Jangan ikuti agitasi Didi untuk 'memboikot' dan mengetik laporan dengan komputer yah. Kalau mau dianggap mengerjai, ingat saja kami aslab DT yang mudah-mudahan menjalankan peran sebagai asisten --pembimbing, secara harfiah-- untuk kamu. Semangat! Senyum! S.... Sudahlah. (n_n)


F I N
written on 19. Oktober 2008, 07.45 WIB.
Well.. When you'll come again, rain? It's getting hot out there, and in here, too!


Tidak ada komentar: