Sabtu, 07 Februari 2009

Dilema

"di·le·ma /diléma/ n situasi sulit yg mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yg sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan; situasi yg sulit dan membingungkan"
Ya.. Persis seperti itu yang sekarang kurasakan. Dilema. Biasalah, penyakit yang melanda pengangguran baru, atau istilah kerennya, "fresh graduate".

Semua bermula dari sebuah iklan lowongan pekerjaan di sini. Kriteria yang mereka minta bisa dibilang sesuai dengan yang kupunyai. Tapi seperti biasa. Pemikiran yang -- terlalu -- panjang langsung mengambil tempat di benakku. Tentang bagaimana kalau sekiranya datang panggilan untuk wawancara -- hal yang sulit kuhadapi dengan tenang. Juga bagaimana dengan disiplinku yang rendah, sangat rendah bahkan. Juga bagaimana dengan lingkungan baru yang mungkin kuhadapi. Juga bagaimana dengan lokasi pabrik yang berada di provinsi yang berbeda itu (halah, padahal cuma di Tangerang, Banten). Juga dengan berbagai pikiran yang cepat sekali berevolusi di kepalaku tanpa bisa kukendalikan.

Yah, dengan itulah aku mencoba menghubungi beberapa kawan untuk meminta pendapat -- meskipun pendapat mereka lebih sering hanya sekadar mampir di telingaku. Kawanku -- Panji, Raras, Mbak Idham, Dini -- terima kasih untuk urun sarannya. Tetapi sepertinya aku mengambil pendapat yang terakhir. Pendapat yang betul-betul menyengatku seperti biasa. Bunyinya...
rif..if u feel lyk 2 gv it a try..jUZ TRY IT!
Gausa mkr nt2ny gmn,toh lo blm ad tgg jwb ap2
tp kL lo emg blm mw kja,cm feels lyk u hv 2 coz evry1 is try 2find 1..thn take ur tym
Ya. Baris terakhir itu mengenai telak pusat perputaran pikiran di kepalaku. Terutama sekali yang kutandai dengan huruf tebal itu. Coba kuterjemahkan untukmu ya, bunyinya, "...cuma karena kamu merasa kamu harus mencari karena semua orang mencarinya..."

Baiklah. Sekarang saatnya mundur ke balik layar dengan beberapa helai kertas dan pulpen yang terisi penuh. Saatnya membuat rencana -- meskipun rasanya setiap kali ku bertetap hati dengan rencanaku, Dia selalu 'menghancurkan' rencanaku, dan menulis ulang rencana-rencana yang kubuat. Biarlah, biar kurencanakan lagi, dan kutetapkan hati dan kepala ke situ. Pekan depan saja, akan kuambil beberapa keputusan buatku.


--
F I N
written on 7. Feb 2009, 20.06 WIB
Tapi ingatlah... Kalau manusia berencana, dan Dia juga berencana, maka mengalahlah, karena kamu takkan bisa menjalankan rencanamu.

NB: Pesan baik untukku (dan mungkin untukmu) dari kawanku:
"life is 2 short 4u 2waste it on doubt!"

Tidak ada komentar: