Sabtu, 01 Januari 2011

Setahun Bersama (3)

Setelah seharian pertama memasangkan Twendy dengan lensa mungil EF 50mm 1:1.8 II (ulasan the-digital picture), saatnya tiba untuk memasangkan kameraku dengan lensa 'warisan' ayah: Sigma for Canon AF 28-200mm f/3.8-5.6 ASPH UC (ada elemen lensa asferis dan ultra kompak/UC. Kenyataannya diafragma maksimal yang bisa dipakai hanya f/4-5.6). Lensa yang telah berusia lebih 12 tahun.

Mengapa tanda petik pada warisan, ceritanya panjang. Tetapi singkat cerita, lensa itu dulu milik ayah, pasangan setia kamera EOS 500N milik beliau. Kemudian lama tak dipakai akhirnya ditumbuhi jamur, dan akhirnya aku yang membawanya ke tempat reparasi untuk dibersihkan. Seperti barang-barang eks ayah lainnya (misal: sistem audio, sepeda), benda yang telah aku 'hidupkan kembali' secara tidak resmi menjadi milikku. He he.

Ya, langsung saja. Pada uji coba perdana, diketahui bahwa lensa tersebut dapat bekerja hanya pada diafragma maksimumnya saja. Apabila diperkecil, maka langsung muncul tanda galat "Err 99" yang legendaris itu. Oke, tak mengapa pikirku. Toh aku punya lensa 50mm yang normal. Tetapi pada perjalanannya, aku salah. Ya, perlahan kamu akan tahu mengapa aku nyatakan demikian. Untuk saat ini, aku tampilkan dua gambar dari 'uji coba' perdana tersebut. Yang berhasil diambil tentu saja, sebab bila kode "Err 99" telah muncul, maka tidak dimungkinkan mengambil gambar. Keduanya di ujung tele, karena aku suka mengambil jarak. He he. Ini dia.


Tiang listrik SUTET dari kejauhan. Komposisi kacau, gambar kacau (semestinya menggunakan tudung lensa/shade/hood), yah, jelek deh. || Formasi. Komposisinya miring, repetisi kurang terasa, gambar 'soft'.

Kira-kira begitulah Twendy pada 31. Dez 2009. Singkat, sebab malamnya kami diundang ke rumah bibi & paman kami di Rawamangun untuk syukuran. Tetapi malam itu juga jadi yang pertama untukku mengambil foto di luar ruang. Ini dia, salah satu dari foto pertama (ada beberapa ratus, malam itu. *malu*) yang diambil pada 2010.

Pengaturan kecepatan B (bulb) sekitar 20 detik, diafragma f/8. Kali lain, coba gunakan kaki tiga atau kaki satu sebagai penopang. Malam itu hanya mengandalkan pagar di lantai atas rumah bibiku. He he. Syukurlah, kelihatannya masih berhasil.


--
BERSAMBUNG
written on 01. Jan 2011, 20.02 WIB (UTC +7), 21.02 WITa (UTC +8)

Tidak ada komentar: