Minggu, 12 Desember 2010

Didengar, dan dijawab

Kamu tahu sifatNya yang Maha Mendengar. Aku percaya tentu saja, tetapi selama ini aku belum mendapati secara langsung. Sampai dini hari tadi, ternyata.

Entahlah apakah beliau masih sempat membaca tulisan ini, tetapi izinkan aku menulis sekali lagi tentang beliau.

Jadi tadi malam, lepas Isya', masih di atas sajadah aku terbaring. Tertidur. Sampai tiba waktu dini hari setengah dua aku terbangun. Di layar telepon selulerku ada penanda bahwa ada beberapa pesan teks masuk. Itu pembaruan dari beliau, dikirimkan melalui fasilitas twitter text. Sebentar menyempatkan diri membaca apa yang terjadi selama aku tertidur, menonton pertandingan Magpies - Anfield gang dan cukup senang juga Newcastle menang lagi - serta Andy Carroll mencetak gol yang bagus.

Kemudian aku pamit tidur (lagi), meskipun sebenarnya tidak langsung tidur juga. Kuambil waktu sedikit untuk menyapaNya. Aku sisipkan pertanyaan, bukan lagi permintaan untuk menjadikan beliau penyempurna separo din-ku. Pertanyaanku sederhana, apakah memang beliau? Iya maupun tidak, aku memintaNya memberikan jawaban yang jelas, yang sederhana, yang nampak dan dimengerti oleh manusia biasa sepertiku. Tidak berupa tanda yang tak bisa aku pecahkan.

Dan dalam rentang waktu itu, beliau memutuskan untuk mengirimiku pesan.

Sebuah pesan yang baru aku dapati pagi harinya, saat aku bersiap memulai perjalanan bersama keluarga besar jurusan kami. Pesan itu akhirnya aku buka juga di tengah perjalanan. Tapi baru dapat kubalaskan di akhir harinya.

Pesan yang jujur, sungguh. Aku hargai itu. Reaksiku? Seperti prosedur kerja standar: 1) menyandarkan kepala ke jendela bus, memandang keluar 2) berpura-pura tertidur dalam bus, 3) mengirim sinyal kepada Lacrimal apparatus untuk bekerja. 4) kembali ke kenyataan seolah tidak terjadi apa-apa. Ah, penyembunyi.

Maafkan hawa negatif yang menyelubungiku tadi ya, semuanya. Mengenai hasil foto, mudah-mudahan tidak terpengaruh. Saat memegang kamera dan tangan di tombol rana, aku bisa lupa banyak hal. Mudah-mudahan aman.

Terus terang saja, saat menulis balasan kiriman beliau, kepalaku serasa berpusing. Entah pengaruh perjalanan jauh atau memang perasaan saja, entahlah. Yang jelas, untuk saat ini, aku berharap beliau dengan yang tengah beliau taksir ini memang yang terbaik. Soal aku, biar saja lah. Aku masih perlu berkenalan lagi lebih baik dengan aku. Juga tentang bagaimana menyukai perempuan.

Bayangkan, sekitar 6-7 tahun yang lampau, temanku pernah berkata bahwa r5 (nama kode kesayangan yang aku berikan pada perempuan itu) berkata bahwa "Ini anak [aku, pen.] sebetulnya suka atau gimana sih?" terkait ketidakpahamanku mengenai hal itu.

Ah, terjadi lagi. Mengenaskan bahwa caraku menakuti beliau dan r5. Entahlah. Aku perlu banyak sekali belajar. Mungkin jawaban langsung ini mengarahkanku untuk kembali ke penelitian yang setengah terbengkelai itu. Mudah-mudahan.


--
F I N
written on 12. Dez 2010, 23.48 WIB (UTC +7), 13. Dez 2010, 00.48 WITa (UTC +8)
How can I thank You enough. Endlessly kind, You are. Endlessly loving, You are. Thank You.

Tidak ada komentar: