Jumat, 31 Desember 2010

Setahun bersama (1)

29. Dezember 2009, senjakala. Saat itu, aku berangkat ke daerah Permata Hijau, Jakarta Selatan/Barat untuk 'menebus' satu alat yang telah setahun lebih aku idamkan: Kamera digital refleks lensa tunggal. Bekas, memang, tetapi tak mengapa pikirku saat itu. Sebab pilihan lain yang tersedia adalah kamera yang, meskipun baru, tetapi dalam beberapa hal kemampuannya tidak menyamai pilihanku saat itu.

Senja itu Alfian dan aku menempuh perjalanan Depok - PH bermotor, pada dua sepeda motor yang berbeda. Di tengah jalan, kaca helm Fian tiba-tiba terbang dan raib entah ke mana. Ha ha! Bayangkan helm yang menutupi wajah seluruhnya lalu kehilangan kaca? Dan kaca tersebut baru diganti hampir setahun kemudian? Begitulah.

Oh iya, kami tiba di sana, di kantor tempat pemilik kamera tersebut bekerja, tepat saat Adzan Maghrib berkumandang. Kami disambut rekan beliau, mempersilakan kami masuk, dan kami pun dipertemukan dengan pemilik kamera tersebut. Adi namanya, karyawan di kantor tersebut. Coba kuingat, kalau tidak salah, beliau pernah satu semester kuliah kedokteran, meskipun akhirnya berakhir mengambil jurusan arsitektur. Perubahan yang drastis. Beliau juga telah menikah, dan kalau tidak salah, belum mempunyai anak.

Saat pertama kali diperlihatkan kamera tersebut - EOS 20D, terus terang aku agak terhenyak. Besar juga ya? Maklum sebelumnya hanya pernah berinteraksi dengan kamera ayah EOS 500N (film) yang ukurannya relatif kecil untuk pegangan tanganku. Kesan pertama saat memegang 20D itu: Berat. Ha ha! Tetapi pegangannya ukurannya agak besar, sehingga kelingkingku - yang bila memegang kamera ayah kehilangan pegangan - mendapat tempat nyaman di pegangan kamera tersebut.

Saat pertama kali kamera tersebut kuterima, keadaannya sangat (-amat) baik. Terawat dengan sempurna. Tidak ada gores cacat, kecuali pada 'accessory shoe' tempat meletakkan lampu kilat yang telah dikerik lapisan cat hitamnya. Sesuai dengan deskripsi yang beliau berikan pada iklan daringnya, lebih baik malah. Saat aku melihat di bagian dasar kamera tersebut, tempat biasanya rawan terdapat bekas kaki tiga/tripod, tidak ada. Menurut beliau, saat akan mempergunakan kaki tiga yang seperti itu, sebaiknya berikan alas tisu/kain agar tidak mudah meninggalkan bekas. Wow. Baiknya beliau. Ilmu itu masih kupakai sampai sekarang.

Agar lebih yakin, aku melakukan pengujian pada kamera tersebut. Aku membawa serta lensa kecil kesayanganku 50mm 1:1.8 II, dan media penyimpanan format CF yang baru kubeli sore itu, khusus untuk kamera yang akan kupinang. Aku mengambil beberapa foto, dan Mas Adi tersebut juga mencoba beberapa. Ini dia gambar yang dihasilkan kombinasi itu. Semua foto aku yang ambil, kecuali disebutkan lain.

Fian yang jadi subyek perdana kamera tersebut || obyek 'standar' berupa tutup lensa 50mm yang mungil.

Ki-ka: Fian (lagi), lewat cermin; Lampu ornamental di ruang tempat kami bertemu. [foto: oleh mas Adi]

Kira-kira demikian gambar pertama yang diambil kamera tersebut. Masih gagal fokus, dan berantakan. Ibarat belajar sambil berjalan, lah. Mudah-mudahan (dan terasanya demikian) semakin ke sini semakin baik. Kita lihat di tulisan tulisan berikutnya saja, ya?

Jadi setelah mengambil gambar-gambar tersebut, menyelesaikan transaksi, dan kami pun pulanglah. Alfian saat itu beranjak ke rumahnya untuk kemudian berlatih silat, sedangkan aku musti memberanikan diri menembus macetnya Jalan Panjang - Sultan Iskandar Muda - Pondok Indah. Dan belum Maghrib. Aduh.

Beruntung (jangan ditiru) masih mendapat seujung waktu Maghrib di Masjid Pondok Indah. Masjid beratap biru yang teduh. Singkat cerita, Maghrib masih didapat dan tak berapa lama, masuklah waktu Isya', yang kutunaikan di masjid itu juga.

Tapi perjalanan belum berakhir, sebab aku ketika itu perlu pulang, mengambil helm meletakkan tas, dan menjemput adikku yang tengah bimbingan belajar di Pasar Minggu. Ha ha. Jadilah akhir hari itu aku berputar-putar setengah Jakarta mungkin.

Demikian awal perjalananku dengan kamera ini. Ambillah minum, rehat sejenak, akan kita lanjutkan setelah ini.


--
BERSAMBUNG
written on 31. Dez 2010, 22.20 WIB (UTC +7), 23.20 WITa (UTC +8)

Tidak ada komentar: