Jumat, 05 September 2008

H -148: Jum'at, seperti biasa

Oke, langsung saja. Hari ini tak ada yang berbeda. 5 hari telah berlalu sejak awal Ramadhan, dan ibadahku tidak bertambah baik dari hari biasa.. Payah... Sekitar 2 hari berlalu dari penawaran harga bahan dari itu perusahaan, dan kemudian ketika diperbandingkan dengan harga dari sebuah toko di Kramat, perbedaannya cukup mencengangkan. Lebih dari sekadar untuk ongkos jalan dan makan, um apa yang kusuka ya? Lebih dari sekadar jalan dan minum es jeruk deh. (n_n)

Hari ini, jika semua berjalan sesuai jadwal, pelaksanaan PPAM (semacam ospek, deh..) di Fakultas kami seharusnya berakhir. Tapi tak kulihat baju kaus biru tipis lengan panjang berbalut jaket kuning itu di kampus. Baru siangnya aku mengetahui sebabnya. Nantilah, akan kuceritakan. Kemudian, kuliah pertama dengan Ibu Yun, dosen yang disebut-sebut menakutkan, ternyata jauh dari yang terbayangkan. Sangat-amat jauh. Ibarat memperbandingkan seekor singa dengan seekor kucing, begitu.

Kemudian, seperti biasa juga, Shalat Jum'at. Masjid UI sebelah danau entah mengapa teramat ramai. Menurut si eM-yU, itu sudah terjadi sejak sepekan sebelumnya. Entahlah, pekan lalu tak pergi aku. Syukur masih dapat tempat aku di sayap kanan, tetapi sebelah belakang, Masjid. Wah, ada layar di belakang mimbar, dan ada slide presentasi di atas layar itu. Duh, ternyata Khatibnya Bapak Kalamullah Ramli, staf pengajar Teknik Elektro kalau itu bisa menjelaskan sesuatu. Bagus isinya, mengenai bulan baik ini sebagai bulan pembersihan, penyucian masing-masing diri. Juga bahwa ciri orang bertaqwa itu terwakili dengan sangat pada orang berpuasa.

Yang menarik, pesan yang secara gamblang beliau ceritakan adalah, bahwa pada masa awal perkuliahan ini, masa di mana berbagai nama kegiatan di berbagai fakultas --pada intinya masa orientasi mahasiswa baru, deh-- tengah ramai berjalan. Bahwa ada tiga (atau dua, menurut Tego) mahasiswa baru yang sampai harus membatalkan puasanya karena berbagai sebab. Wew, seketika itu juga suasana Masjid UI yang sebelumnya sedikit ramai -- ya, percayalah masih ada yang sempat berbincang di tengah-tengah kuliah agama gratis sepekan sekali ini-- menjadi lebih senyap. Kesenyapan yang canggung -- yang sering terjadi padaku kalau ada perempuan di hadapku. Perempuan yang, um... begitulah. [-_-']

Ah, dari situlah, selepas shalat ditunaikan dan manusia-manusia yang tadi memenuhi Masjid mulai bertebaran di muka bumi. Kami --Aku, Tego, dan eM-yU berjalan pulang ke kampus dan dari situlah terkuak alasan mengapa kampus kami seolah sepi dari mahasiswa baru. Kamis malam ternyata ada mahasiswa baru yang kejang. Malam sebelumnya, anak itu tidak sahur, kemudian mengikuti kegiatan itu seharian, diselingi dengan kuliah pula. Kemudian ketika berbuka, belum sempat makan, anak itu meminum obat -- entah apa obatnya. Dari situlah terjadi kasus kejang itu, dan sesuai anggapan beberapa orang -- bad news is good news, maka berembuslah kabar itu sampai ke jajaran petinggi rektorat, atau semacam itulah, dan tiadalah kegiatan orientasi hari Jum'at ini. Yah, apapun yang terjadi, semoga anak itu baik saja. Jangan sampai terjadi yang aneh-aneh.

Yah, tinggal kurang satu jam lagi hari Jum'at ini tersisa pada Waktu Indonesia bagian Barat. Mungkin sebentar lagi aku bisa memejamkan mata setelah tadi shalat Isya' nyaris seperti tak bertulang. Payah, mengapa setiap waktu-waktu itu justru mataku tak kompromi denganku, dan malah terbuka di waktu yang kurang tepat sih...

Kartu ucapan itu, masih berupa dua lembar karton dipotong seukuran lebih dari A4, menunggu untuk digoreskan gambar cakar-ayamku --Hei, biar begitu itu tetap hasil karyaku, bukan? Yah, tak tercapai tenggat yang telah kutetapkan untuk memicuku pada banyak hal. Mungkin harus mundur beberapa langkah dulu, menuliskan tenggat yang baru, dan berusaha lebih keras agar tercapai pelbagai tenggat itu.

Ah... Istirahatlah, besok ada perjalanan yang harus ditempuh -- tak biasa terjadi di akhir pekan, tentu saja, tapi biar. Semoga perjalanan besok bisa mendapati yang kucari, betul Pak Herman? Dini? Selamat istirahat, Rif.. Juga untuk semua yang padanya aku berkakak... Maaf menambah beban sebagai satu lagi 'adik' Mbak dan kakak... (-_-)


F I N
written on 5. Sep 2008, 23:08 WIB
wishing myself lots of luck, and for you, and for her --my precious pearl, too!

Tidak ada komentar: