Sabtu, 20 November 2010

Sesal dahulu, pendapatan

Beberapa waktu yang lalu, aku menemukan kembali komik web xkcd edisi 235. Judulnya "Kite" ("Layang-layang"). Ini komiknya, kalau sekiranya kamu tak sempat mampir ke URL yang kuberikan.



(klik di gambar untuk melihat ukuran asli)

Tulisan pengganti (alt text) dari komik ini sederhana agak kompleks: "It's easier to regret your awkward conversations but hard to regret the ones you didn't have."

Perlu diterjemahkan? Baiklah, baiklah. Mudah menyesali perbincangan yang kikuk, tetapi berat menyesali yang tidak pernah terjadi. Oke. Mungkin lebih pas berikut ini: Mudah melupakan perbincangan yang kikuk, tetapi sulit melupakan yang tak pernah terjadi.

**

Pernahkah situasi ini terjadi padamu? Aku pernah. (jelas, itu alasan mengapa aku meminjam komik ini untuk tulisan ini).

Coba tengok, menerbangkan layang-layang sampai ketinggian cukup, kemudian menaikinya "hanya karena aku bisa", lalu mendapati ada seorang di sana, tetapi tiba-tiba menyapa menjadi hal yang jauh lebih sulit. Bahkan lebih daripada kegilaan menaiki layang-layang itu.

Atau misalnya, ada seorang di sebelahmu dalam sebuah bus. Dia membaca buku bagus yang telah kamu baca. Rasanya ingin sekadar berkata, "Hei, sudah baca sampai mana? Bagus ya, bukunya. Eh, karakter X itu matinya diracun siapa ya?" atau seputaran itu. Yang terlintas di pikiran ternyata malah "Ah, nanti dia terganggu. Biarkan saja." atau sejenisnya.

Atau kasus lain, ada penawaran yang kelihatan (dan kedengaran, dan sebagainya) menarik. Tetapi yang terjadi justru pergolakan batin, pikiran, argumentasi dengan diri sendiri. Pada akhirnya, kesempatan tersebut terlewatkan, dan yang tertinggal hanya "sekiranya dulu aku..."

**

Tidak, tak pantas aku menyarankan ini dan itu untuk kamu. Aku sendiri mengalami hal tersebut. Setiap waktu. Berbagai urusan. Laki-laki, perempuan. Pertemuan formal, tak resmi. Dalam bus, di jurusan sendiri. Di ujung selasar. Ah.

Ada beberapa pepatah mengenai hal ini. Yang cukup dikenal misalnya, "nasi sudah menjadi bubur" - meskipun bila diolah lebih lanjut dan disajikan baik, bubur pun bisa terasa lumayan. Ya, lumayan. Lainnya misal "sesal dahulu, pendapatan. Sesal kemudian, tak berguna." yang lebih langsung.

Kembali ke komik tersebut, beberapa orang membahas komik tersebut. Betul, dibahas. Di sana. Salah satu yang menarik adalah pendapat bahwa angan-angan, pada panel tengah bawah dari komik yang ditampilkan di atas misalnya, tiada berarti tanpa usaha nyata. Apapun hasil usaha tersebut. Bahwa pikiran-pikiran tersebut menghasilkan ujung cerita yang tak terbatas (infinite), sedangkan bila usaha dilakukan, maka ujungnya akan terbatas.

Ujung cerita yang terbatas ini dapat menjadi bahan nostalgia di masa mendatang. Tertawa atas kekikukan pada perbincangan pertama. Menyatakan semestinya kamu begini, begitu. Tetapi itu saja. Mudah, ringan, dan tidak ada yang perlu disesali - semuanya sudah terjadi, bagaimanapun.

Cerita akan jauh beda bila tiada kerja yang terjadi. Maksudnya, apa? Apakah dua orang tersebut tidak akan bertemu lagi lain waktu? Apakah dua orang akan pergi menonton di bioskop, misalnya? Apakah begini? Apakah begitu? Sesal ini yang menyakitkan. Dan ya, aku terlalu sering menyakiti diri dengan sesal.


--
F I N
written on 20. Nov 2010, 06.15 WIB (UTC +7), 07.15 WITa (UTC +8)
Miss, I deeply regret my cowardice. Maybe I should have said "hi, what's your name?" just that easily, and that carelessly.

Tidak ada komentar: