Selasa, 16 November 2010

Stigma anak baik

Ada kontradiksi di sini. Mari kita bahas satu demi satu.

stig·ma (n) ciri negatif yg menempel pd pribadi seseorang krn pengaruh lingkungannya; tanda: anak itu menjadi betul-betul nakal krn diberi -- nakal oleh orang sekelilingnya

Ya, stigma. Kalau diterjemahkan lebih bebas lagi mungkin arahnya sama dengan citraan, meskipun citraan memiliki nilai rasa yang lebih netral daripada stigma. Akan tetapi, untuk sementara, peganglah dulu kalau aku menyebutkan stigma, aku menyebutkan soal citraan. Begitu pula sebaliknya. Bertahanlah.

**

Mari menghitung diri lagi.

Ada citra yang seolah lekat dengan diriku: anak baik. Citra yang baik ya, kedengarannya. Anak baik yang tidak macam-macam. Yang rajin begini, begitu. Yang pintar, yang senang membantu.

Aku bersyukur, di satu sisi, mendapat stigma ini. Andaikan dulu aku disebut nakal, bandel, mungkin entah seperti apa aku sekarang. Tetapi dengan citraan demikian, ternyata Dia memberikan lebih dari yang orang-orang harapkan kepadaku, dan keinginan-keinginan, pikiran-pikiran, dan kawan-kawannya yang cenderung gelap, kelam, hampir semua bisa tertahan dalam kandangnya di kepala saja.

Tapi di sisi lain, citraan ini sedikit banyak menghambat. Coba tengok ucapan ini: "Yee.. Bisa juga dia ngatain [bercanda, pen.] begitu." dan ucapan-ucapan senada dengan itu.

Ah...

Mungkin ini hanya di pikiranku. Mungkin ini tidak nyata. Tetapi apa betul, si "anak baik" tidak berhak punya sisi yang berbeda? Maksudku, toh semua - maksudku, semua - orang punya sisi baik dan sisi yang kurang baik, bukan? Kalau begini caranya, aku ingin jadi anak normal saja. *bercanda, ha ha!*

Tenang saja. Aku mencoba mempertahankan stigma ini, kok. Biarpun rasanya seperti agak membatasi gerak. Ah, entahlah.


--
F I N
written on 16. Nov 2010, 19.15 WIB (UTC +7), 20.15 WITa (UTC +8)
Some say that good guy are quasi-extinct. I'll prove them wrong. :>

Tidak ada komentar: