Selasa, 16 November 2010

Sesuatu di luar kuasa

Mbak,
Kalau kamu kebetulan membaca tulisan ini, perkenankan aku minta maaf. Maaf karena sampai sejauh ini, aku tidak bergerak lebih dekat dari lima meter darimu. Maaf juga karena waktu itu aku lari saat pandangan kita bertemu. Maaf karena aku punya rencana-rencana-rencana tentang kita, yang tak kunjung dilaksanakan.

Ada sesuatu yang mengenai telak di ranah pikirku. Sesuatu yang di luar kuasaku.
Sesuatu yang spiritual, kalau boleh kusebut demikian.

Sampai hari ini, dalam doaku kusematkan namamu, dengan pengharapan pada sang Maha Pencinta. Kumohonkan tentang sesuatu yang sederhana, tetapi tak mudah juga. Tentang, ah, tak penting lah.

Tapi aku takut.
Apakah yang aku rasakan pada kamu ini nyata?
Apakah ini bukan tipuan mata yang silap?

Sedangkan sejatinya Cinta setiap hari aku terima. Hela nafas, sinaran mentari, tetes embun dan hujan, rimbunnya pepohonan dan wanginya bunga, semuanya.

Takut aku.
Yang kurasa padamu menutupi Cinta yang acap terlewati begitu saja.
Yang kurasa menggelapkan pandangan mata rabun ini.

Ya. Sesuatu di luar kuasa membuatku berpikir lebih keras lagi. Jangan khawatir, namamu akan tetap ada di doaku.

Doa untuk... Kita.


--
F I N
written on 16. Nov 2010, 17.45 WIB 1845 (UTC +7), WITa (UTC +8)
I'm sorry. I'm sorry. I'm sorry Miss F. :'(

Tidak ada komentar: